NU-Yayasan Maarif Turki Bersepakat Jalin Kerjasama dalam Bidang Pendidikan

 
NU-Yayasan Maarif Turki Bersepakat Jalin Kerjasama dalam Bidang Pendidikan

LADUNI.ID, Jakarta -  Kunjungan Rais Aam PBNU KH Miftahul Achyar ke Turki dalam rangka berziarah sekaligus untuk melakukan pembahasan kerja sama dengan berbagai pihak di Turki, salah satunya ke  Kantor Pusat Yayasan Maarif di Istanbul, Turki untuk membangun kerjasama Pendidikan dengan Yayasan Maarif, Turki, Kamis (25/7/2019)

Dalam kunjungannya Rais Aam PBNU didampingi Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal dan Konjen RI di Istanbul Herry Sudradjat, juga didampingi oleh Sekretaris Dewan Syuriah KH Zulfa Mustofa, serta para pengurus Majelis Syuriah NU lainnya seperti KH Manarul Hidayat, Achmaf Sudrajat Salim, dan Mahbud Maafi dan diterima langsung oleh Ketua Yayasan Maarif Profesor Birol Akgun dan duta besar Zekeriya Akcam serta anggota dewan pembina yayasan lainnya.

Beberapa area kerja sama pendidikan yang dibahas antara lain pemberian beasiswa di bidang-bidang sains dan teknologi di berbagai universitas di Turki serta penjajakan pengembangan sekolah bersama, termasuk pesantren vokasi dan kedua belah pihak sepakat untuk menuangkan rencana kerjasama tersebut dalam sebuah nota kesepahaman bersama.

"NU kan mendukung sepenuhnya visi Presiden. Presiden dalam lima tahun ke depan mau memperkuat SDM, khususnya pendidikan vokasi. Jadi NU dengan jaringan pesantrennya juga ingin ikut mengisi visi Presiden itu", tutur Kiai Miftah

Selain bertemu Yayasan Maarif, Rais 'Aam juga dijadwalkan bertemu dengan Wakil Menteri Agama Turki (DIANET) dan Presiden YTB (lembaga pemberi beasiswa) di Turki untuk membahas kerjasama juga selain itu  dijadwalkan akan bersilaturrahmi dengan masyarakat Indonesia di Turki dalam rangka syukuran atas lancarnya pelaksanaan Pemilu 2019.

Menurut Kiai Miftah Turki sebagai salah satu negara berpenduduk mayoritas Muslim yang sangat maju industrinya, dengan sekolah-sekolah vokasi yang setiap tahun meluluskan ratusan ribu tenaga teknis yang handal yang langsung dapat diserap oleh industri mereka.

"NU ingin belajar pengalaman itu, karena sebagian besar basis NU saat ini menjadi kawasan-kawasan industri. Lagipula NU mudah bekerjasama dengan Turki karena sebagai sesama penganut Ahlussunah wal jamaah, pemahaman keislamannya sudah sama", tutur KH Miftahul Achyar saat ditanya mengapa memilih Turki.

Ketua Yayasan Maarif Prof. Birol Akgun mengatakan Kerjasama dengan NU dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dalam pengembangan programnya ke depan. Kami memiliki 99 kerjasama internasional dengan pemerintah dan organisasi Islam non-pemerintah. Ini belum lengkap tanpa Indonesia dalam peta tersebut. Kerja sama dengan NU dan Muhammadiyah akan menjadi komponen sangat penting, apalagi NU adalah organisasi Islam terbesar di dunia saat ini", ujarnya

Sebagai informasi, Yayasan Maarif adalah yayasan yang dibentuk Pemerintah Turki melalui Undang-Undang pada 2016 lalu. Yayasan tersebut diberikan kewenangan untuk melakukan kerjasama pendidikan, mendirikan dan mengelola pendidikan di luar negeri, mulai dari tingkat pra-sekolah hingga perguruan tinggi. Yayasan ini didukung sepenuhnya oleh kementerian-kementerian terkait di Turki.