Kisah Kelahiran Ulama Mirip Mbah Maimun

 
Kisah Kelahiran Ulama Mirip Mbah Maimun

LADUNI.ID, Jakarta - Dua orang dalam foto ini, adalah orang-orang istimewa yang proses menjelang kelahirannya mirip dan luar biasa.

1. Gus Ishom Hadzik, lahir di Kediri di rumah sakit dr. Djohar. Ketika menjelang kelahirannya, sang ayah sowan kepada Kiai Majid Kedunglo. Tak tanggung2, Kiai Majid Kedunglo bahkan menyempatkan datang sendiri ke rumah sakit. Selain memberikan doa, beliau juga memberikan segelas air yang kelak akan membawa keberkahan bagi sang jabang bayi.

Setelah sowan kepada Kiai Majid, sang ayah sowan kepada sang guru,  Kiai Mahrus Ali Lirboyo. Mendengar sang istri muridnya hendak melahirkan, Kiai Mahrus bergegas menuju rumah sakit. Disana, lagi2 sang calon jabang bayi mendapat segelas air keberkahan dan segunung doa. Tepat tanggal 18 Juli 1965, sang bayi lahir dan oleh Kiai Mahrus Ali diberi nama Ishomuddin.

Tidak hanya keberkahan doa, mulut dari Gus Ishom, pernah diludahi oleh 2 orang kekasih Allah yaitu Kiai Idris Kamali, menantu Hadratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy'ari dan Kiai Mahrus Ali. Tepat hari Sabtu, 26 Juli 2003, Gus Ishom menghadap sang Ilahi Robby. Alampun berduka dgn turunnya hujan ketika talqin dibaca dipemakaman keluarga komplek PP. Tebuireng Jombang dan hujan berhenti ketika talqin selesai dibaca.

2. Mbah Maimun. Ketika beliau menyampaikan kepada Saya bahwa menjelang kelahirannya sempat ditunggui oleh Hadratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy'ari beserta para muassis NU lainnya, saya meyakini bahwa diantara ribuan keberkahan yang ada pada beliau adalah air yang diludahi oleh para Kiai yang luar biasa.

Maka, Mbah Maimun yang lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa karena sejak awal menjelang kelahirannya telah mengalami proses yang luar biasa. Bahkan ketika  meninggal di Mekkah, 6 Agustus 2019 dan dimakamkan di Ma'la, alampun berduka dengan hujan gerimis.

Selamat jalan untuk Panjenengan berdua.

Ketika jaman telah berganti

Ketika sumber keberkahan telah pergi

Kemana harus mencari ganti

Sementara anak cucu kita telah menanti

(Gus Zakky Hadzik)