Menjelajahi Wisata Kota Tegal dan Berziarah di Makam Sunan Amangkurat I

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Menjelajahi Wisata Kota Tegal dan Berziarah di Makam Sunan Amangkurat I

Sekilas Sejarah

Sunan Amangkurat I merupakan putra ke sepuluh dari Sultan Agung yang lahir pada tahun 1619. Nama aslinya adalah Raden Mas Sayidin. Pada tahun 1645 beliau diangkat menjadi Raja mataram menggantikan ayahnya dan mendapat gelar Susuhunan Ing Alaga. Ketika dinobatkan secara resmi pada tahun 1646, gelarnya menjadi Kanjeng Susuhunan Prabu Amangkurat Agung.

Pada masanya, terjadi banyak pemberontakan dan persekongkolan. Sunan Amangkurat I dan beserta istri dan putra – putranya meninggalkan Keraton Mataram menuju kearah Batavia. Dalam pelariannya, Sunan Amangkurat I jatuh sakit dan meninggal pada 13 Juli 1677 di desa Wanayasa, Banyumas. Beliau berwasiat untuk dimakamkan di dekat gurunya di Tegal.

 


 

Karena tanah daerah tersebut berbau harum, maka desa tempat Amangkurat I dimakamkan kemudian disebut Tegalwangi atau Tegalarum. Sehingga dikenal pula dengan gelar anumerta Sunan Tegalwangi atau Sunan Tegalarum. Nama lainnya ialah Sunan Getek. Cungkup makam dari Sunan Amangkurat I berbentuk Rumah Tajug dan bahan bangunan menggunakan kayu jati yang dicat dengan warna kuning.

Selain Makam Sunan Amangkurat I, di komplek pemakaman ini juga terdapat makam kerabat dan gurunya Tumenggung Danupaya atau Ki Ageng Lembah Manah. Pemugaran pertama kali di makam ini dilakukan pada tahun 1982 dan diresmikan oleh Dr. Daoed Joesoef selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada masa itu.

Peninggalan dimasanya
 


 

Masjid Jami Pekuncen yang terletak di daerah Tegal Arum Kecamatan Adiwerna merupakan salah satu masjid tertua di Kabupaten Tegal. Selain itu masjid peninggalan kerajaan Mataram Islam tersebut juga sebagai tempat wisata religi. Ciri khas desain arsitektur masjid kuno ini di bagian atap gentengnya yang beda dengan masjid kuno yang lainnya.

Atap masjid dibuat dari bahan sirap berupa potongan kayu jati yang tersusun rapi dan kuat sehingga membentuk atap bangunan yang artistik khas kerajaan Islam zaman dahulu. Tentu saja hal itu tidak pernah lepas dari sejarah masjid ini yang merupakan peninggalan Syekh Samsudin, yang merupakan guru Spiritual Sunan Amangkurat I yang merupakan raja Mataram pada abad ke-16 Masehi. 

Berdasarkan catatan sejarah, Sunan Amangkurat I dilahirkan di Mataram tahun 1646 dan meninggal dunia pada tahun 1677 masehi dan antara tahun itulah Sunan Amagkurat mendirikan Masjid Pekuncen. Sunan Amangkurat I juga dikebumikan di areal wisata religi di dekat masjid tetapi sedikit jauh dari makam gurunya.

Juru kunci makam Sunan Amnagkurat I Masruri menjelaskan, masjid Pekuncen merupakan bangunan peninggalan Islam yang dibuat oleh Sunan Amangkurat I, yang dimaksudkan sebagai salah satu tempat penting untuk penyebaran Islam pada masa itu.
 

Lokasi Makam

Lokasi makam Sultan Amangkurat I berada di desa Tegal Wangi, Pekuncen, Adiwerna, Tegal, Jawa Tengah