Berkat Mbah Maimun, NU Tiap Tahun Dapat Kuota Beasiswa ke Maroko

 
Berkat Mbah Maimun, NU Tiap Tahun Dapat Kuota Beasiswa ke Maroko

LADUNI.ID, Jakarta - KH Maimun Zubair atau Mbah Maimun adalah ulama yang membuat Nahdlatul Ulama (NU) mendapat 40 kuota beasiswa bagi santri dan aktivis NU untuk bisa melaksanakan studi di Negara Maroko. Pasalnya, pada tahun 2011 silam, Mbah Maimun yang menjadi deklator lahirhnya Pengurus Cabang Istimewa NU Maroko.

Kehadiran Mbah Maimun menjadi solusi bagi berbagai tantangan yang dihadapi saat akan dilaksanakan deklarasi itu. Berkat deklarasi dan doa dari Mbah Maimun, kini PCI NU Maroko berkembang pesat hingga saat ini.

“Kedatangan beliau (Mbah Maimun, red.) ke Maroko kami jadikan momen untuk mendirikan PCINU karena sebelumnya banyak tantangan di sini agar PCINU tidak berdiri,” tutur Alvian Iqbal Zahafsan, seperti dilansir laman NU Online, Senin (12/8).

Alvian yang juga merupakan Rais Syuriyah PCINU Maroko pertama mengungkapkan bahwa saat itu, Mbah Moen menyayangkan NU Maroko baru berdiri. Padahal, katanya, NU Australia dan negara-negara yang mayoritas non-Muslim lainnya sudah lahir lebih dulu.

“Yang paling saya ingat dari deklarasi PCINU Maroko, beliau katakan bahwa PCINU Maroko terlambat dibanding PCINU Australia yg duluan ada padahal Maroko mayoritas muslim,” jelas Alvian.

Kandidat doktor Universitas Daar El Hadis itu juga mengungkapkan bahwa kelahiran PCINU Maroko tak lepas dari kehadiran Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj ke Maroko pada Ramadan 1431 H, tahun 2010, untuk menyampaikan pidato di hadapan Raja Maroko.

Ketika itu, warga NU yang sedang menempuh studi di sana meminta Kiai Said untuk melobi raja memberikan kuota khusus bagi Nahdliyin. “Dapatlah PBNU kuota 15 orang. Dan 15 orang tersebut yang kemudian menjadi pengurus pertama PCINU Maroko. Bertepatan kehadiran Mbah Moen ke sana 2011,” jelasnya.

Selain daripada itu, lahirnya PCINU juga tak lepas dari peran serta Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Maroko H Tosari Wijaya. Ia juga merupakan sosok aktivis NU sejak mudanya. Ia pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) tahun 1970-an.