Pangeran Saudi Akui Pembunuhan Jamal Khashogi

 
Pangeran Saudi Akui Pembunuhan Jamal Khashogi

LADUNI.ID, Pada bulan Oktober 2018 lalu, seorang wartawan asal Arab Saudi, Jamal Khashogi tewas dibunuh di Kantor Konsulat Saudi Istanbul, Turki.

Mohammad bin Salman mengaku bertanggung jawab terhadap peristiwa tersebut, Seperti yang diberitakan di situs CNN Indonesia

Dalam wawancara di stasiun televisi Amerika Serikat, CBS, MbS menuturkan dia turut bertanggung jawab karena pembunuhan Khashoggi dilakukan oleh sejumlah pejabat Saudi yang berada di bawah pengawasannya.

Seperti dikutip Associated Press, Senin (30/9), Pangeran Saudi tersebut mengatakaan "(Pembunuhan) itu terjadi di bawah pengawasan saya. Saya yang bertanggung jawab karena itu terjadi di bawah pengawasan saya".

Ini merupakan pertama kalinya MbS mengaku bertanggung jawab terkait pembunuhan Khashoggi di depan publik. Namun, dia tetap menolak tudingan sebagai dalang pembunuhan itu.

"Tentu tidak. Itu adalah kesalahan," ujar MbS.

Jamal Khashoggi merupakan seorang kolumnis Washington Post yang kerap mengkritik MbS. Ia dinyatakan tewas di dalam gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada Oktober 2018 setelah sempat dinyatakan hilang.

Sesudah melakukan investigasi selama enam bulan, pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyimpulkan Saudi "melakukan eksekusi yang disengaja dan direncanakan sebelumnya" terhadap Khashoggi.

Walaupun sempat membantah, Saudi akhirnya mengakui bahwa Khashoggi tewas di dalam gedung konsulatnya. Namun, Riyadh berkeras bahwa kerajaan tak terlibat pembunuhan jurnalis itu.

Dalam peristiwa tersebut Riyadh menegaskan, pembunuhan itu dilakukan oleh pejabat Saudi dengan perintah gelap. Sejauh ini, jaksa Saudi telah mendakwa 11 tersangka terkait pembunuhan Khashoggi, lima di antaranya terancam hukuman mati.

Mohammad bin Salman mengatakan dia memiliki "sejumlah pejabat hingga menteri yang bertugas mengawasi itu" ketika ditanya mengapa para pelaku pembunuhan bisa menggunakan jet pribadi pemerintah Saudi untuk mengantarkan tim pembunuh dari Riyadh ke Istanbul.

"Mereka (para pejabat itu) memiliki otoritas untuk melakukan hal-hal tersebut," paparnya seperti dikutip Reuters.

Dia juga menyatakan dia tidak mungkin mengawasi gerak-gerik sekitar 3 juta pegawai kerajaan setiap hari.

"Tidak mungkin 3 juta pegawai kerajaan harus memberi laporan kegiatan mereka setiap hari kepada saya yang merupakan orang kedua tertinggi di Arab Saudi," ujar MbS. (rds/ayp)