Ziarah di Makam KH. Zainal Abidin, Muasis Pesantren Munawwir Krapyak

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Zainal Abidin, Muasis Pesantren Munawwir Krapyak

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Zainal Abidin Munawwir adalah ulama kharismatik yang ahli dalam ilmu qiraat al-Qur’an dan dijuluki sebagai ulama ahli fiqihnya daerah Yogyakarta di masa sekarang. KH Zainal Abidin Munawwir adalah Pengasuh Pesantren al-Munawwir Krapyak, Bantul. Beliau adalah putra kesembilan dari pasangan KH. Moenawwir bin KH. Abdullah Rosyad dan Ny. Hj. Khodijah (Sukistiyah). Beliau beristrikan Ny. Hj. Ida Fatimah binti KH. Abdurrahman dari Bangil, pasuruan, Jawa Timur. Dan dari pernikahannya itu dikaruniai tiga putra-putri, Agus Muhammad Munawwir, Agus khoiruzzad dan Ning Khumairo’.

Masa kecil beliau mengenyam pendidikannya di pondok pesantren al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta saat itu diasuh oleh ayah beliau sendiri, KH. Muhammad Munawwir, dan dibantu oleh kakak iparnya, KH. Ali Makshum. Kedua sosok inilah yang membuatnya menjadi orang yang benar-benar alim, terutama dalam bidang ilmu fiqih.

Di bawah asuhan sang kakak ipar, semenjak kecil perkembangan keilmuan beliau ditempa dengan sangat ketat dan disiplin. Bahkan tak jarang beliau mendapat hukuman jika melakukan kesalahan. Hal yang sama juga berlaku untuk saudara-saudara beliau yang lain. Menurut Kiai Zainal sendiri, jika terhadap ‘ahlu bait’ KH. Ali Makshum memang sangat keras. Tidak ada waktu santai, semuanya diharuskan untuk bisa menguasai kitab-kitab kuning yang beliau ajarkan.

Kiai Zainal aktif dalam berbagai forum bahtsaul al-masa’il baik tingkat kepengurusan NU tingkat cabang, wilayah, hingga muktamar. Sesuai dengan kesaksian KH. Ma’mun Muhammad Mura’i (mantan pengurus NU Sleman, dosen UIN Yoogyakarta dan Ma’had ‘Ali) saat diadakannya muktamar NU ke 31 di Donuhudan, Solo, jawa tengah, “Salah satu kiai sepuh yang aktif dalam arena bahtsul masa’il adalah KH. Zainal Abidin Munawir, susah rasanya mencari profil kiai sepuh seperti beliau.

Profil

KH. Zainal Abidin Munawwir bin KH. Muhammad Munawwir bin KH. Abdullah Rosyad bin KH. Hasan Bashori atau yang kerap disapa dengan panggilan KH. Zainal Abidin Munawwir lahir pada 31 Oktober 1931 M atau bertepatan pada 18 Jumadil Akhir 1350 H di Bantul, Yogyakarta. Beliau merupakan putra kesembilan dari pasangan KH. Munawwir dengan Ny. Hj. Khodijah (Sukistiyah).

Selain itu, KH. Zainal Abidin Munawwir terkenal sebagai ulama yang ahli dalam ilmu qiraat al-Qur’an dan dijuluki sebagai ulama ahli fiqihnya daerah Yogyakarta di masa sekarang. Beliau juga termasuk salah satu Pengasuh Pesantren al-Munawwir Krapyak

Guru-guru KH. Ahmad Marzuqi Romli:

  1.     KH. Munawwir
  2.     KH. Ali Makshum

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Zainal Abidin Munawwir

Lokasi Makam

KH. Zainal Abidin Munawwir wafat pada sabtu malam, pukul 18.30 15 Februari 2014, di rumah beliau. Sebelumnya, beliau sempat dirujuk ke rumah sakit karena kondisi kesehatan beliau yang semakin menurun. Makam KH. Zainal Abidin Munawwir berada di pemakaman keluarga di Kampung Sorowajan, Pedukuhan Glugo, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

Haul


Haul KH. Zainal Abidin diperingati pada bulan Rabiul Tsani di Pesantren Munawwir Krapyak, rangkaian acara haul dzikir tahlil, doa, dan mauidzah hasanah.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Zainal Abidin Munawwir banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tidak hanya datang dari wilayah Bantul saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek pemakaman Kampung Sorowajan, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Zainal Abidin Munawwir maka akan dimudahkan dalam mencari ilmu, dimudahkan dalam mencapai cita-citanya bagi para santri, dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak yang sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Bantul di antaranya:
Gudeg, Bakpia, Yangko, Geplak, Tiwul, Peyek belut, Peyek Tumpuk, Wedang Uwuh.