Kisah Bocah SD Menjual Gorengan untuk Penuhi Kebutuhan

 
Kisah Bocah SD Menjual Gorengan untuk Penuhi Kebutuhan

LADUNI.ID, Sukabumi - Seorang bocah kelas 3 Sekolah Dasar (SD) bernama Arga (9) menjadi perbincangan di group media sosial. Pasalnya, sebuah postingan video di media sosial memperlihatkan Arga sedang berjualan gorengan sepulang sekolah.

Diketahui, Arga adalah seorang bocah yang tinggal di Kampung Babakan, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Sukabumi. Ketika anak seusianya biasa bermain sepulang sekolah, Arga malah memilih untuk mengais rejeki dengan berjualan gorengan.

Sepulang sekolah ia mengemas gorengan yang akan dijualnya, keroket, bakwan, pisang goreng dan gorengan tempe. Kedua tangannya memikul erat keranjang berisi gorengan. Sesekali ia berteriak parau di sepanjang jalan yang ia lewati. "Gorengan, gorengan," teriaknya.

Di Kampung Babakan, Arga tinggal di rumah sederhana bersama kedua orang tua dan 6 orang kakaknya. Ayahnya bernama Herman (52), bekerja sebagai buruh serabutan, sedangkan ibunya Mimi (47), membuat gorengan yang kamudian dijual oleh Arga.

"Enggak ada yang suruh dia jual gorengan, dia yang pengen sendiri. Katanya uangnya untuk nabung, untuk biaya sekolah atau keperluan yang dia inginkan. Dia kumpulin uang lalu beli apa yang dia mau," terang Herman seperti dilansir laman detikcom, Senin (28/10).

Sebalumnya, Arga menjual gorengan dengan menjualkan gorengan milik orang lain. Namun, selang beberapa waktu, Arga mengusulkan dan meminta ibunya untuk membuat gorengan sendiri. Arga memiliki hitungan, jika gorengan dibuat sendiri, maka keuntungan akan lebih besar.

"Dulu ngambil dari orang, lama-lama dia minta ibunya aja yang bikin. Nanti gorengannya dijual, kalau dari orang dia beli Rp 2 ribu dapat 3, karena bikin sendiri dia jual Rp 1000 satu jenis gorengan," terang Herman, ayah Arga.

Di saat teman-teman sebayanya minta dibelikan sesuatu ke orang tuanya Arga memilih untuk menabung. "Kemarin beli sepeda sendiri, ada keperluan sekolah juga ngumpulin uang," tutur Arga.

Arga mengaku kerap berjualan sampai malam ketika keranjang berisi gorengannya tidak juga habis terjual.

"Kadang pulang sekolah lalu jualan sampai malam, sehari kadang dapat Rp 50 ribu, kadang Rp 100 ribu. Kalau hari Minggu dari pagi, kalau habis siangnya ambil lagi jualan sampai malam," terang Arga.