Kiprah Sang Ahli Astronomi dari Salatiga yang Karyanya Jadi Rujukan Timur Tengah

LADUNI.ID, Jakarta - Adalah KH. Zubair Umar Al Jailani, seorang ahli astronomi muslim yang lahir di Bojonegoro, Jawa Timur. Tidak banyak yang kenal, memang, bahkan namanya pun banyak orang belum pernah mendengar. Beliau adalah salah satu ulama’ terkemuka yang memiliki penguasaan di bidang ilmu falak dan sebenarnya wajib untuk kita tahu karena memiliki kiprah yang luar biasa dalam hal pendidikan.
Lahir pada tanggal 19 September 1908, KH. Zubair Umar adalah ahli dalam bidang falak yang pernah didamba menjadi calon mantu KH. Hasyim Asy’ari, pencetus berdirinya organisasi terbesar Nahdlatul Ulama. Beliau merupakan seorang ulama besar pada masanya yang memulai rihlah kesantriannya mulai dari pondok pesantren Termas di Pacitan, Ponpes Simpang Kulon di Pekalongan, Tebu Ireng di Jombang hingga mengakhiri perjalanan santrinya di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Di tempat terakhirnya menimba ilmu inilah, KH. Zubair sekaligus menjadi pengajar pada bidang studi Falak serta menuliskan buah pemikirannya berbentuk kitab klasik bernama Al Khulashotul Wafiyah. Kitab inilah yang dijadikan buku acuan dalam bidang astronomi oleh para ulama baik di tanah air maupun di Timur Tengah untuk menentukan hisab/perhitungan awal dan akhir bulan Ramadhan dan bulan-bulan qomariyah lainnya. Kitab ini dinilai sebagai salah satu kitab Falak yang paling lengkap, sederhana dan terperinci di antara kitab-kitab falak lain seperti Matla’us Sa’id, Tashilul Mitsasal, dan Durrul Matslub. Karena menggunakan epoch (mabda’) Makkah, kitab karya KH. Zubair Umar ini banyak digunakan di Timur Tengah seperti Saudi Arabia, Mesir dan Irak. Di Indonesia sendiri, kitab ini juga dikaji di pondok-pondok pesantren dan dijadikan kitab rujukan ahli falak hingga saat ini.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...