Dian Megawati, Alumni PMII, Dilantik Jadi Kades Termuda di Sumenep

 
Dian Megawati, Alumni PMII, Dilantik Jadi Kades Termuda di Sumenep

Dian Megawati, Kades Banuaju Timur, dan Suaminya, Sugiyanto


LADUNI.ID, SUMENEP -- Hari ini, Senin (30/12) menjadi hari yang bersejarah bagi sahabati Dian Megawati. Pasalnya, dia dilantik oleh Bupati Sumenep, Abuya Busyro Karim sebagai Kepala Desa Banuaju Timur, Kecamatan Batang-Batang bersama 226 kepala desa se Sumenep. Dia dilantik di Pendopo Agung Sumenep.

Dian, sapaan akrabnya, menjadi kepala desa termuda di Sumenep saat ini. Usianya baru 26 tahun. Dia lahir di Sumenep tanggal 26 April 1993 lalu. Dia adalah anak ke dua dari dua saudara. Dia adalah satu diantara 39 perempuan hebat yang dilantik menjadi kepala desa hari ini. Sisanya, adalah kaum lelaki, yang masih menjadi mayoritas kepala desa saat ini.

Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Wiraraja tahun 2016 lalu itu, adalah seorang mantan aktivis mahasiswa. Selama kuliah, dia aktif mengabdi di Nahdlatul Ulama (NU) melalui Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Dian Megawati adalah salah satu kader Korp PMII Putri (Kopri) terbaik saat itu.

Tak sampai disitu, dia menikah dengan sahabat Sugiyanto, yang juga kader PMII Unija. Bahkan, Sugiyanto pernah menjabat Sekretaris Komisariat PMII Unija periode 2015-2016 lalu. Saat itu, Komisariat PMII Unija dipimpin sahabat Wawan, yang menjabat Ketua Komisariat.

Menjadi tidak heran, sejak terpilih sebagai Kepala Desa Banuaju Timur pada Pilkades serentak tanggal 07 November 2019 lalu, Dian memiliki gagasan cemerlang untuk kemajuan desa yang akan dipimpinnya. Mulai pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, hingga program pembangunan.

"Ke depan, kita berupaya memprioritaskan program pemberdayaan masyarakat, untuk mendukung program nasional, yakni peningkatan Sumber Daya Manusia. Disamping itu, kita tidak akan melupakan pembangunan. Karena salah satu indikator kesejahteraan desa dan masyarakatnya adalah infrastruktur," katanya usai pelantikan.

Bagi dia, menjadi seorang perempuan bukanlah kendala sebagai seorang pemimpin. Yang terpenting, ketegasan dan kebijaksanaan yang dibutuhkan. Apalagi, usianya masih sangat muda. Semua itu, dia peroleh saat masih mengabdi di padepokan bintang sembilan, yakni di PMII.

"Seperti yang dikatakan Bapak Bupati tadi, kita harus menghargai proses pengambilan keputusan. Tidak boleh otoriter. Kita harus merangkul semua pihak, siapapun dia. Apapun alasannya, baik pendukung maupun bukan, mereka tetap rakyat Banuaju Timur," tegasnya.

Untuk mensejahterakan dan berupaya memajukan desa, dia tidak bisa bekerja sendirian. Untuk itu, dibutuhkan kerjasama dari semua element desa. Baik secara vertikal, maupun horizontal. Selain itu, dukungan tokoh dibutuhkan untuk mencapai semua tujuan itu.

"Dalam melaksanakan pemerintahan ini, kami harus didukung masyarakat. Kami tidak bisa berjalan sendirian. Untuk itu, kami mohon dukungan masyarakat. Kami butuh masukan, bahkan kritikan. Kami akan terbuka untuk itu. Demi kemajuan desa," ucapnya.