Ayatollah Ali Khamenei Sebut Prancis, Jerman dan Inggris sebagai Antek AS

 
Ayatollah Ali Khamenei Sebut Prancis, Jerman dan Inggris sebagai Antek AS

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam khotbah shalat Jumat pertamanya dalam 8 tahun terakhir, Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengkritik Prancis, Jerman, dan Inggris sebagai "antek" AS yang tidak bisa dipercaya. Bahkan, Ali Khamenei mengejek Trump sebagai badut.

Dalam khotbahnya itu, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Trump akan "menusuk belati beracun" ke punggung bangsa, dikutip dari Times of Israel.

"Kami melihat sejarah sedang dibuat. Ini bukan hari-hari biasa. Fakta bahwa suatu kekuatan, suatu bangsa, memang memiliki kekuatan spiritual untuk menanggapi kekuatan intimidasi terbesar di dunia dengan tamparan di wajahnya, ini menunjukkan tangan ilahi, tangan Tuhan," terang Khamenei, sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman CNN sebagaimana dikutip Tempo.co, Sabtu (19/1).

Khamenei juga menggambarkan kesyahidan Soleimani dan pembalasan Iran terhadap AS sebagai "tindakan Tuhan, bukan manusia," dan mengatakan bahwa Iran telah memberikan tamparan di wajah ke Amerika Serikat.

"Apa yang terjadi bukanlah karya aktor manusia mana pun, hanya tangan Tuhan," kata Khamenei,. Bahkan ia juga menyebut bahwa hari di mana rudal (Garda Revolusi Iran) menghujani pangkalan Amerika, itu juga hari Yang Mahakuasa.

Khameinei telah menyampaikan khotbah Jumat untuk menyampaikan pesan terkait isu penting, setelah ketegangan meningkat pasca-kematian Jenderal Qassem Soleimani oleh drone AS, penembakkan pesawat sipil Ukraina, dan demonstrasi antipemerintah di Iran.

Terakhir kali Khamenei menyampaikan khotbah pada salat Jumat di tahun 2012. Pada 3 Februari 2020, Khamenei merespons pernyataan Presiden AS Barack Obama yang mengatakan bahwa semua opsi ada di atas meja mengenai program nuklir Iran, ketika Iran menghadapi tekanan ekonomi dari dalam negeri. Pada saat itu Ayatollah Ali Khamenei merespons dengan mengatakan "Perang yang mengancam akan mahal bagi Amerika, dan perang itu sendiri akan sepuluh kali lebih mahal".

Salat Jumat Teheran adalah mimbar tradisional untuk menyebarkan pesan rezim kepada para pengikut, media dan birokrasi pemerintah. Pesan-pesan yang disampaikan oleh ulama terpilih pada hari Jumat di semua kota dirancang di kantor pusat di bawah pengawasan Khamenei, menurut Radio Farda.