Di Depan Ratusan Ribu Relawan, Ali Khamenei Bersumpah AS Tak Bisa Kalahkan Iran

 
Di Depan Ratusan Ribu Relawan, Ali Khamenei Bersumpah AS Tak Bisa Kalahkan Iran

LADUNI.ID, Jakarta – Negara Iran menolak kekalahan untuk selamanya di depan negara-negara musuh. Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Ali Khamenei.

Dalam pidatonya di depan ratusan ribu anggota pasukan relawan Iran di stadion sepak bola Azadi, Teheran, Kamis (4/10/2018), Ali Khamenei mengatakan, musuh ingin membuat bangsa Iran berkeyakinan bahwa jalan di depannya sudah buntu, dan bahwa solusinya adalah menyerah kepada musuh.

“Ini merupakan gambaran yang paling keji dalam pengkhianatan terhadap bangsa Iran, dan ini tidak akan pernah terjadi,” tegas Ali Khamenei.

Bahkan dirinya juga berjanji mengenai hal itu. “Dengan izin Allah, dan selagi saya masih hidup, sehat, dan dibantu oleh saudara sekalian, saya tidak membiarkan sedikitpun hal ini terjadi,” tuturnya.

Para pemimpin Iran menggunakan kata “musuh” untuk menyebut semua negara yang memusuhi Iran dan Islam, terutama Amerika Serikat (AS) yang ia juluki  “Setan Besar”.

Selain itu Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa kekalahan Iran adalah sebuah kemustahilan. “Kerawanan situasi yang sedang kita jalani adalah hasil kebijakan kubu arogan dunia di kawasan. Negara ini (Iran) telah mengalahkan segala seruan kepada kejumudan, dan bangsa Iran menolak kekalahan untuk selamanya,” terangnya.

Mengenai sanksi yang diterapkan lagi oleh AS terhadap Iran setelah Washington keluar dari perjanjian nuklir Iran, Sayyid Khamenei memastikan Iran sanggup mengatasi sanksi, kita akan menang, dengan izin Allah, kita akan mematahkan sanksi itu, dan kita akan mengalahkan AS dengan tamparan baru dari bangsa Iran.

Dia menyebutkan bahwa Presiden AS Donald Trump bersumbar kepada para pemimpin Eropa bahwa dalam jangka waktu 2-3 bulan Republik Islam Iran akan ambruk.

“Ini mengingatkan saya kepada pernyataan para ilmuwan AS 40 tahun silam. Saat itu mereka meramal pemerintahan (Iran) ini akan runtuh dalam kurun waktu 6 bulan. Tapi setelah waktu berjalan 40 tahun tunas itu justru menjelma menjadi pohon raksasa yang kini diangan-angan (akan tumbang) oleh dirinya (Trump) dan kawan-kawan,” ungkapnya.

Sehari sebelumnya, Mahkamah Internasional Den Haag menyerukan kepada AS agar mencabut sanksi kebutuhan pokok kemanusiaan. Hal ini dinilai Iran sebagai kemenangan, meskipun AS enggan mematuhi seruan itu.