Dubes China Akui Perairan Natuna Milik Indonesia

 
Dubes China Akui Perairan Natuna Milik Indonesia

LADUNI.ID, Jakarta - Usai bertemu Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan, Duta Besar (Dubes) China untuk Indonesia Xiao Qian menegaskan perairan Natuna adalah milik Indonesia. Menurut Xiao Qian, pemerintah China tidak akan mempermasalahkan fakta itu.

"Pertama, tidak ada perselisihan antara Indonesia dengan China terkait teritotial kita. Natuna adalah milik Indonesia. China tidak pernah permasalahkan itu. China juga memiliki klaim teritorial sendiri terkait Kepulauan Spratly dan Indonesia pun tidak pernah mempermasalahkan itu," terang Xiao Qian di gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta.

Selain itu, Xiao Qian juga menjelaskan bahwa Indonesia dan China memang punya pandangan masing-masing soal area perairan tersebut namun menurutnya hal itu tidak masalah. "Antara teman baik, antara saudara, pasti ada yang punya pandangan berbeda," ucap Xiao Qian, sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman detik.com, Jumat (24/1).

Lebih dari itu, Xiao Qian juga menjelaskan bahwa perbedaan tersebut bisa dibicarakan lewat jalur diplomatik. Dia juga memastikan bahwa masalah Natuna tidak mempengaruhi hubungan bilateral Indonesia-China.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan menjelaskan bahwa pemerintah China ingin persoalan mengenai perairan Natuna diselesaikan lewat jalur diplomasi. China juga mempercayai permasalahan Natuna tidak akan merusak hubungan China dengan Indonesia.

"Diharapkan, ini (soal Natuna) bisa diselesaikan dengan jalur diplomat. Apalagi nanti menteri luar negerinya (Menlu China) akan ke Indonesia, akan menemui pejabat-pejabat penting di Indonesia, termasuk Menko Polhukam. Dan dia percaya bahwa hubungan Indonesia dan China akan lebih bagus lagi," ujar Syarief.

Lebih dari itu, Syarief juga melanjutkan bahwa nelayan asal China yang menerobos perairan Natuna beberapa waktu lalu itu memilih mencari ikan di selatan China karena udara. "Jadi mereka, udara di bagian utara itu dingin, sehingga mereka tidak bisa mencari ikan di situ. Jadi mereka berpindah, sehingga kadang-kadang masuk ke daerah itu (Natuna)," ungkapnya.