Beginilah Cara FPR Mengabdi Pada Masyarakat

 
Beginilah Cara FPR Mengabdi Pada Masyarakat

FPR Menuju Pulau Raas


LADUNI.ID, Sumenep - Banyak cara yang bisa dilakukan mahasiswa untuk mengisi liburan. Mulai dari berwisata, berkunjung ke rumah keluarga, dan lain semacamnya. Untuk mengisi penat selama satu semester di bangku kuliah, semua itu bisa dilakukan.

Tapi tidak untuk sejumlah mahasiswa di Sumenep ini. Ya, mereka adalah mahasiswa yang tergabung dalam Forum Pemuda Raas (FPR). Komunitas ini, mengisi liburan mereka dengan bentuk pengabdian di masyarakat.

Sebagai komunitas dan mahasiswa yang berasal dari wilayah kepulauan di Sumenep, mereka menamakan pengabdian mereka 'Bhakti Anak Pulau'. Mereka melakukan pengabdian di pulau mereka berasal, yakni Pulau Raas. Tepatnya di Desa Gowa-Gowa.

Bukan sehari saja pengabdian itu dilakukan, setidaknya selama setengah bulan, mulai hari ini, 4 Ferbruari 2020, hingga tanggal 16 Februari 2020 mendatang. Banyak kegiatan yang akan dilakukan, mulai kegiatan berbasis pendidikan, kesehatan ekonomi, pertanian, kelautan, sosial, keagamaan, hingga kegiatan berkaitan dengan lingkungan.

Bhakti anak pulau itu dilakukan, sebagai bentuk realisasi salah satu dari tri dharma perguruan tinggi, yakni pengabdian pada masyarakat. Mereka hadir untuk memberikan solusi, pada setiap problematika sosial khususnya di Desa Gowa-Gowa, Kecamatan Raas.

"Bhakti anak pulau ini dilakukan dalam rangka terjun langsung ke masyrakat untuk menjawab beberapa problem yang terjadi di masyarakat khususnya desa Guwa-guwa," kata Ketua FPR, Akhmad Syafi yang juga aktivis PMII Sumenep, Selasa (04/02).

Bukan hanya sekali, kegiatan semacam ini pun direncanakan terlaksana secara berkelanjutan. Setiap waktu, khususnya liburan semester di perguruan tinggi, mereka akan melaksanakan kegiatan serupa dengan menyasar desa-desa lainnya di Pulau Raas.

"Dan bhakti anak pulau ini tidak hanya sekali ini saja, tetapi setiap libur semester pengabdian ini akan selalu dilakukan," kata Asdariah, Sekretaris FPR yang juga aktivis padepokan bintang sembilan menimpali apa yang dikatakan Syafi.