Biografi KH. Ghozalie Masroeri, Manager Para Ahli Rukyat Nahdlatul Ulama

 
Biografi KH. Ghozalie Masroeri, Manager Para Ahli Rukyat Nahdlatul Ulama

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-Guru

3.    Perjalanan Organisasi dan Karir
3.1  Organisasi
3.1  Karir-Karir

4.    Referensi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. Ghazalie Masroeri atau yang akrab dengan sapaan Kyai Ghazalie, lahir pada tanggal 21 April 1939 di Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah.

1.2 Wafat
KH. Ghazalie Masroeri wafat di Rumah Sakit Suyoto Bintaro Jakarta, pada Rabu, 19 Februari 2020, pukul 10.45 WIB. Jenazah beliau dimakamkan di Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah.

2.  Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau

2.1 Pendidikan
KH. Ghazalie Masroeri memulai pendidikannya dengan belajar sekolah dasar di lingkungannya. Kemudian setelah selesai, beliau menlanjutkan dengan belajar di Madrasah Tsanawiyah Krapyak, Yogyakarta selama 6 tahun. Setelah menamatkan pendidikan di MTs, beliau melanjutkan pendidikannya di Kuliyyatul Qadla Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakartadi Fakultas Hukum Islam, dan selesai pada tahun 1958.

2.2 Guru Beliau

  1. KH. Ali Maksum,
  2. KH. Warson Munawwir
  3. KH. Turaichan, Kudus.

3.  Perjalanan Organisasi dan Karier

3.1 Organisasi

  1. Menjadi anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dari mulai anggota biasa sampai dengan pimpinan pusat sejak tahun 1958-1970,
  2. Menjadi anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dari anggota biasa sampai menjadi pengurus wilayah Jawa Tengah tahun 1966-1971,
  3. Menjadi pengurus wilayah Gerakan Pemuda  Ansor (GP Ansor)  tahun 1977 –1982,
  4. Menjadi anggota Komisi Majelis Ulama Indonesia (MUI) di tahun 2000.

3.2  Karir-Karir

  1. Anggota DPR RI dua periode yaitu tahun 1973-1977 dari partai NU dan  tahun 1977-1982  dari fraksi partai PPP.
  2. Tim Hisab Rukyat (THR) Kementerian Agama RI,
  3. Anggota Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan membidangi tiga bagian yaitu sebagai A’wan, Katib dan Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU),
  4. Manager Para Ahli Rukyat NU.

Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj menyebut KH. Ahmad Ghazalie Masroeri sebagai orang alim dalam ilmu falak sehingga menjadi rujukan banyak pihak. Kyai Said dalam sebuah kesempatan pernah mengatakan, selama Kyai Ghozalie hidup, selama itulah Lembaga Falakiyah PBNU akan diamanahkan kepadanya. Salah satu jasa besar Kyai Ghazalie adalah menjaga dan memastikan bahwa penanggalan NU berpegang teguh pada hitungan metode rukyat yang didukung hisab.

Publik tahu, begitu vokal Kyai Ghazalie saat berbicara mengenai rukyat saat menentukan 1 Syawal yang disiarkan langsung oleh stasiun tv-tv swasta beberapa tahun lalu. “Orang selalu salah paham terhadap NU yang mengedepankan rukyat. Di zaman modern kok rukyat, bukan hisab. Itu kan tradisional. Orang seperti itu tidak tahu, justru NU itu gudangnya ahli hisab, ” kata Kiai Ghozalie kepada NU Online pada 2012 saat menyambut Ramadhan 1433 H.

Menurut Kyai Ghozalie, ahli rukyat NU adalah ahli hisab. Jadi, bisa kedua-duanya. Bukan berarti mengedapankan rukyat dengan meninggalkan hisab, tapi justru menggabungkannya. Kyai Ghazalie sendiri adalah ahli di kedua bidang itu karena memang santri dari ahli falak, KH. Ahmad Turaichan, Kudus. 

Ketika kondisi matanya terganggu sehingga tak bisa melihat, tidak kemudian Kyai Ghazalie melemah dalam rukyat yang tentu saja mengedepankan fungsi mata. Beliau kemudian mewakafkan dirinya menjadi manajer para ahli rukyat NU.  “Saya juga perukyat, karena mata saya sudah begini, (kurang bisa melihat) jadi manajer para perukyat,” tegasnya.

Di NU, Kyai Ghazalie memadukan para ahli hisab, ahli rukyat, ahli astronomi, sekaligus ahli fiqih untuk menghasilkan penanggalan yang berkualitas. Mereka berpendidikan dalam dan luar negeri. Ada yang dari Inggris, Prancis, ada juga dari lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), tapi latar belakang mereka adalah pesantren-pesantren NU.

Di bawah manajer Kyai Ghazalie, Lembaga Falakiyah menciptakan metode-metode baru dalam penanggalan, misalnya Al-Mawaqid diciptakan Dr. Ir. Hafid, Samrotul diciptakan Fikr Ghazali Muhammad. Di masa dia pula Lembaga Falakiyah PBNU memiliki NUMO (Nahdlatul 'Ulama Mobile Observatory) yang digawangi Hendro Setyanto.

5.  Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs: NU Online

Artikel ini sebelumnya dibuat pada tanggal  09 Desember 2021 dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 19 Februari 2024 

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya