Gus Yaqut Kutuk Aksi Kekerasan di India

 
Gus Yaqut Kutuk Aksi Kekerasan di India

LADUNI.ID, Jakarta – Aksi kekerasan dan kebiadaban yang terjadi di India menyisakan banyak keprihatinan di kalangan umat muslim dunia. Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengutuk aksi kekerasan dan kebiadaban antara umat Hindu dan Islam yang terjadi di India.

Gus Yaqut, sapaan takdzim Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan bahwa aksi kekerasan akibat bentrokan yang dipicu protes menentang Undang-undang Kewarganegaraan (CAA) di New Delhi itu menyebabkan puluhan orang tewas dan ratusan korban luka. Aksi itu akhirnya berubah menjadi aksi kekerasan antaragama.

“Kami mengutuk aksi kekerasan dan kebiadaban atas nama agama yang terjadi di India. Dilaporkan, akibat aksi ini sejumlah umat Muslim melarikan diri dari rumah-rumah mereka. Beberapa masjid di ibu kota India juga hancur setelah diserang oleh kelompok Hindu. Kami meminta dengan keras pemerintah dan aparat keamanan India untuk segera meredam aksi kekerasan yang terjadi agar tidak meluas dan menimbulkan dampak yang lebih parah,” terang Gus Yaqut, sebagaimana dilansir Times Indonesia, Kamis (27/2).

Lebih dari itu, Gus Yaqut juga mendesak pemerintah Indonesia untuk melakukan protes keras terhadap pemerintah India yang dianggap tidak bisa melindungi warga muslim di India. Dengan alasan apa pun, ujarnya, tidak dibenarkan menggunakan cara-cara kekerasan dalam setiap masalah yang terjadi.

“Saya juga mengajak kepada seluruh umat muslim di Indonesia untuk tetap tenang, menjaga kondusivitas dan kerukunan antarumat beragama yang sudah berjalan baik selama ini di Indonesia,” tambahnya.

Gus Yaqut juga mengingatkan bahwa dengan makin seringnya tindakan kekerasan atas nama agama belakangan ini harus perhatian semua pihak. Di dalama ajaran Islam, lanjut dia, tindakan radikal (kekerasan) tidak dibenarkan. Apalagi tindakan kekerasan yang dilakukan untuk memaksakan kehendak terhadap kelompok tertentu yang tidak sesuai dengan keyakinannya.

“Sekali lagi, apa pun bentuk tindakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah, akan selalu menimbulkan masalah baru. Dialog adalah jalan terbaik dalam setiap penyelesaian masalah antara kelompok yang bertikai,” pungkas.