Doa Para Sesepuh di Sudut-Sudut Peradaban

 
Doa Para Sesepuh di Sudut-Sudut Peradaban

LADUNI.ID, Jakarta - Seorang perempuan tua terlihat sedang membaca Al-Qur’an di tempat yang begitu kecil dan tempak kumuh di sekitarnya. Lengkap dengan mukena yang dipakainya, perempuan tua itu melantunkan doa usai membaca Al-Qur’an yang dipegangnya. Setelah diamati secara teliti, ternyata perempuan tua itu mengenakan seragam Muslimat NU.

Apa yang dapat kita pelajari dari perempuan tua ini? Apa yang bisa kita lihat dalam diri kita, manusia yang penuh dosa ini? Sanggupkah kita tetap memanjatkan doa meski dalam keadaan yang tidak mengenakkan? Masihkah ada Allah di dalam lubuk hati kita yang paling dalam?

Memang, terkadang kita merasa tidak percaya diri berdoa pada-Nya karena banyaknya maksiat dan syubhat serta dosa yang telah kita lakukan dalam kehidupan. Kita merasa bahwa kita belum mendapat hidayah untuk terus melakukan ibadah. Kita selalu menanggap diri kotor dan perasaan tidak pantas menerima nikmat Allah yang begitu besar.

Tidak apa. Itulah sesungguhnya perasaan yang akan mengantarkan kita menjemput hidayahnya. Tetaplah berdoa seperti apapun dosa kita. Tetaplah hadirkan Allah dalam hati kita yang terasa hitam pekat karena maksiat dan syubhat.

Kita dapat belajar dari perempuan tua di sudut peradaban kita sekarang. Akan selalu ada munajat dan doa dari orang-orang ‘alim, orang-orang suci, orang-orang yang tidak mengenal dunia modernitas dengan segala tetek bengeknya. Orang-orang inilah manusia pilihan, yang akan jadi penyangga kehidupan.

Lewat doa-doa para sesepuh di sudut-sudut peradaban, kehidupan akan selalu berjalan sebagaimana sunnatullah yang telah ditetapkan. Lewat doa-doa para sesepuh itulah, dunia dan kehidupannya akan selalu selamat.

Ya, semoga Tuhan kabulkan munajat keselamatan dari para sesepuh di sudut-sudut peradaban.