Tangisan Malaikat dan Ulama di Akhir Bulan Ramadan

 
Tangisan Malaikat dan Ulama di Akhir Bulan Ramadan

LADUNI.ID, Jakarta - Setiap bulan Ramadhan pergi meninggalkan, mereka selalu meneteskan air mata. Di lisan mereka terucap sebuah doa yang merupakan ungkapan kerinduan akan datangnya kembali bulan Ramadhan menghampiri diri mereka.

Ada satu riwayat yang mengisahkan bahwa kesedihan ini tidak saja dialami manusia, tapi juga para malaikat dan makhluk-makhluk Allah lainnya.

Dari Jabir RA, Rasulullah SAW bersabda :

“Di malam terakhir Ramadhan, menangislah tujuh petala langit dan tujuh petala bumi dan para malaikat, karena akan berlalunya Ramadhan, dan juga keistimewaannya. Ini merupakan musibah bagi umatku.”

Kemudian ada seorang sahabat bertanya, “Apakah musibah itu, ya Rasulullah?”

“Dalam bulan itu segala doa mustajab, sedekah makbul, segala kebajikan digandakan pahalanya, dan siksaan kubur terkecuali, maka apakah musibah yang terlebih besar apabila semuanya itu sudah berlalu?”

Mereka menangis karena merasa belum banyak mengambil manfaat dari Ramadhan.

Mereka sedih karena khawatir amalan-amalan mereka tidak diterima dan dosa-dosa mereka belum dihapuskan.

Mereka berduka karena boleh jadi mereka tidak akan bertemu lagi bulan Ramadhan yang akan datang.

Jika kita merenungi kondisi salafush sholeh dan meneliti bagaimana mereka menghabiskan waktu-waktu mereka di bulan Ramadhan, bagaimana mereka memakmurkannya dengan amal shalih, niscaya kita mengetahui jauhnya jarak di antara kita dan mereka.

Bagaimana dengan kita?

Adakah kesedihan itu hadir di hati kita di kala Ramadhan meninggalkan kita? Atau malah sebaliknya?

Semoga Allah mengampuni dosa² kita dan menerima segala amal ibadah yang kita lakukan di bulan mulia ini.

Aamiin Ya Rabbal Alamiin..

Salam cinta dan semoga bermanfaat


*) Artikel dikutip dari group Facebook BIOGRAFI Ulama/kyai/Habaib NUsantara