Biografi Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur

 
Biografi Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur
Sumber Gambar: Biografi Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur (foto ist)

Daftar isi Biografi Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur

1.    Riwayat Hidup
1.1  Lahir
1.2  Nasab
1.3  Wafat

2.    Pendidikan
2.1  Masa Menuntut Ilmu
2.2  Guru
2.3  Mendirikan Rubat Al-Muhajir

3.    Penerus
3.1  Murid

4.    Pandangan Pada Tanda-tanda Hari Kiamat

5.    Karya

6.    Chart Silsilah
6.1  Chart Silsilah Sanad

7.    Referensi

Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur merupakan cendekiawan muslim yang berasal dari Hadramaut-Yaman. Kiprahnya dalam berdakwah telah masyhur di berbagai penjuru negeri, baik di Timur Tengah maupun di Eropa.

1. Riwayat Hidup

1.2 Lahir

Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur lahir di lembah Ahwar  terletak di Provinsi Aden, pada tahun 1366 hijriyah atau sekitar tahun 1947 M.

1.2 Nasab

  1. Al-Habib Abu Bakar bin
  2. Ali bin
  3. Abu Bakar bin
  4. Alawi bin
  5. Abdurrahman bin
  6. Abu Bakar bin
  7. Muhammad bin
  8. Alawi bin
  9. Muhammad Al-Masyhur bin
  10. Ahmad bin
  11. Muhammad bin
  12. Ahmad Syihab bin
  13. Abdurrahman bin
  14. Ahmad Syihabuddin bin
  15. Abdurrahman bin
  16. Ali bin
  17. Abu Bakar As-Sakran bin
  18. Al-Imam Al-Qutb As-segaf Syekh Muhammad Maula Ad-Abdurrahman bin
  19. Dawilah bin
  20. Syekh Ali Shohibud Dark bin
  21. Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin
  22. Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam dan terus bersambung kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

1.3 Wafat

Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur wafat pada hari Rabu tanggal 28 Dzulhijjah 1443 hijriyah atau 27 Juli 2022 masehi.

2. Pendidikan

2.1 Masa Menuntut Ilmu

Sejak belia, Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur langsung dididik ilmu syariat agama oleh ayahnya. Tak heran jika dirinya mampu menghafal seluruh isi Al-Qur'an di masa muda. Beliau sudah bertalaqqi ke berbagai guru ternama di zamannya, baik di Aden maupun di Hadramaut. Bahkan, sejak usia 14 tahun, dirinya telah mendapatkan mandat dari sang ayah untuk menyampaikan khutbah Jumat di masjid-masjid sekitar.

Keberhasilan Habib Abu Bakar tak luput dari peranan kedua orang tuanya. Merekalah yang telah membangun karakter Habib Abu Bakar hingga menjadi figur ternama seperti sekarang.

Dalam tuturnya dia mengakui, "Keseluruhan hidupku tak terlepas dari peran orang tuaku, ayah dan ibuku. Ayahku sosok yang sangat disiplin mengatur waktu. Baginya, pendidikan dan ahlak adalah prioritas utama. Dia selalu memertamakan perihal ukhrawi dan mengesampingkan perihal duniawi. Acap kali aku menangis setiap mendengarkan lantunan Al-Qur'an yang ia baca pada sepertiga malam."

Beranjak ke usia remaja, Habib Abu Bakar meneruskan pendidikan formalnya di Universitas Aden, dengan mengambil prodi Bahasa Arab. Tak lama setelah kelulusannya, negeri Yaman tak bersahabat, sebab banyak terjadi kekacauan dan fitnah yang dilakukan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Menyikapi hal ini, akhirnya beliau beserta keluarga memutuskan untuk hijrah ke negeri Hijaz.

Sesampainya ke negeri Hijaz, terbesit dalam hati dan pikirannya untuk melanjutkan pendidikannya ke Universitas Al-Azhar. Demikian itu karena Al-Azhar merupakan pusat berhimpunnya keilmuan dari berbagai penjuru dunia. Namun, selepas Habib Abu Bakar mengungkapkan hasratnya kepada orang tua, dirinya malah mendapat penolakan, dan mereka menyarankan agar dirinya melazimi kepada Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf.

Sejak saat itu, Habib Abu Bakar merasakan irtibat (hubungan) yang kuat dengan sang murabbi. Ia memperoleh curahan ilmu lahir sekaligus ilmu batin. Baginya Habib Abdul Qadir Assegaf adalah figur ulama yang patut dijadikan sebagai suri tauladan di akhir zaman.

2.1 Guru

  1. Ayah,
  2. Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf

2.2 Mendirikan Rubat Al-Muhajir

Setelah menjadi tokoh ternama di jazirah Arab, Habib Abu Bakar kembali ke negeri kelahirannya Hadramaut. Beliau menetap di daerah yang bernama Husaisah, kota mati yang menjadi tempat disemayamkannya kakek moyang para habaib (keturunan Rasulullah Saw) di Hadramaut, ialah Imam Ahmad Al-Muhajir bin Isa.

Habib Abu Bakar mendirikan rubat Al-Muhajir yang kemudian berkembang pesat dan diubah menjadi Universitas Al-Wasathiyyah pada tahun 2010. Sebab didirikannya lembaga tersebut semata-mata demi memenuhi perintah Nabi yang disampaikan kepadanya melalui mimpi. Tentunya hal ini tak bertolak belakang dengan fakta yang ada, karena barang siapa yang pernah melihat Nabi, sungguh ia telah melihat-Nya, dan hal tersebut dikhususkan bagi mereka yang memiliki hati bersih.

Letak perbukitan Husaisah berada sekitar 20 km dari kota Tarim, sistem pembelajaran di lembaga ini pun masih menganut dan mempertahankan metode ulama-ulama Hadramaut, yaitu talaqqi. Bagi mereka yang memilih sistem kuliah, maka ia akan lebih ditekankan kepada ilmu syariat dan hadits. Beda halnya dengan sistem rubat, yang dominan lebih cenderung membebaskan santri untuk menghadiri halaqah-halaqah di sekitar kota Tarim.

3. Penerus

3.1 Murid

Adapun para murid-murid beliau merupakan alumni dari Universitas Al-Wasathiyyah

4. Pandangan Pada Tanda-tanda Kiamat

Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur mengembalikan landasan "pengetahuan tentang tanda-tanda Hari Kiamat" sebagai pilar keempat dari tiga pilar agama (Islam, iman dan amal) sebagaimana dinyatakan dalam hadis Jibril, dan yurisprudensi khusus yang disebut "Fikih Transformasi" dan beliau membahas subjek ini secara rinci dalam buku-bukunya.

Ditambahkannya “Sunnah Sikap” dan “Sunnah Makna” sebagai tambahan yang terpuji dalam ilmu fikih advokasi.

Beliau mengembangkan gagasan membagi pawai manusia menjadi dua bagian:

Mazhab patriarki (hukum) dan pionirnya adalah para nabi, ulama, dan orang-orang shaleh.

Sekolah Egois (Positivitas) dan pelopornya adalah Setan dan ayam-ayamnya serta orang-orang kafir.

1. Menempatkan gagasan "trinitas epidemi": Setan - Antikristus - perselingkuhan, Ini diimbangi oleh "segitiga gabungan dan padanan keempat": pendidikan - pendidikan - panggilan kepada Tuhan, dan padanan keempat: swasembada

2. Beliau menyerukan untuk mengoreksi penyimpangan intelektual dengan mengoreksi konsep, seperti: Pikiran yang sehat berada di dalam hati yang sehat dan tujuan menentukan cara manusia sebelum struktur, guru sebelum kurikulum, dan pendidikan sebelum pendidikan.

5. Karya

Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur memiliki beberapa karya buku dan sistem dalam berbagai ilmu dan seni, seperti: pemikiran, pendidikan, fikih advokasi, sejarah, terjemahan, biografi, fikih, dan puisi. Di antara publikasi terpentingnya dalam pelayanan panggilan Islam dan pendidikan hukum orang tua:

  1. Landasan dan premis dalam menganalisis ambiguitas tahun situasi dan yurisprudensi transformasi.
  2. Al-Talid dan Al-Tarif menjelaskan sistem fikih transformasi dan tahun jabatan.
  3. Kebangkitan bahasa global Islam.
  4. Kebangkitan sistematis gaya tengah dari istirahat pedang dan master perdamaian.
  5. Putar ulang lingkaran dan peringkat manfaat.
  6. Sinopsis kecil dalam mengetahui tanda-tanda utama, tengah, dan kecil dari Kiamat.
  7. Seri Bendera Sekolah Hadhramaut.

6. Chart Silsilah

6.1 Chart Silsilah Sanad

Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur belajar langsung kepada ayahnya dan Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf. Berikut chart silsilah sanad beliau dapat dilihat DI SINI.

7. Referensi

Diterjemahkan dari situs resmi alhabibabobakr.com dan berbagai sumber pendukung lainnya.

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya