Kisah Nenek yang Rela Menabung Hanya untuk Hadiri Haul Abah Guru Sekumpul

 
Kisah Nenek yang Rela Menabung Hanya untuk Hadiri Haul Abah Guru Sekumpul

LADUNI.ID, Jakarta - Acara Haul Abah Guru Sekumpul setiap tahun selalu ramai dan terus bertambah, di mana bagi para pecintanya momen haul tersebut terkadang selalu mereka upload ke media sosial sebagai tanda mereka sangat bangga memiliki ulama karismatik yang terkenal di dunia. Hingga berita ini sampai lah kepada seorang nenek dari luar pulau Kalimantan.

Sang nenek begitu penasaran dengan acara Haul Abah Guru Sekumpul hingga berniat mengumpulkan uang agar bisa hadir di acara haul tersebut tahun depan. Selama 1 tahun sang nenek mengumpulkan uang untuk persiapan biaya selama naik pesawat nginap dimartapura dan transportasi, tibalah waktu menjelang acara sang nenek memesan tiket pesawat untuk persiapan berangkat sesuai jadwal menjelang acara Haul.

Pada hari keberangkatan dan pada saat pesawat yang ditumpangi sang nenek tiba di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin dengan selamat. Pada saat keluar dari terminal kedatangan, sang nenek berencana naik angkot biasa dibanding naik taksi bandara guna menghemat keuangan.

Akan tetapi pada saat nenek berjalan ke arah luar, sang nenek dihampiri sebuah mobil sedan mewah dan menawarkan nenek tersebut untuk ikut dengannya, terjadilah percakapan:

Sopir: maaf, nenek mau ke mana?

Nenek: saya mau ke acara Haul Guru Zaini di Martapura.

Sopir: Oh, saya mau ke Martapura juga nek, ayo mari saya antar?

Dengan sedikit takut dan ragu karena sang nenek tidak kenal dengan sopir tersebut, dijawab sang nenek dengan halus.

Nenek: maaf nak, nenek mau naik angkot aja, karena nenek takut nenek gak bisa bayar apalagi mobilnya mewah sekali.

Sopir: jangan takut nek, saya orang baik dan saya beri tumpangan gratis buat nenek, spesial karena mau ikuti acara Haul Guru kami.

Dengan hati sedikit lega sang nenek pun menerima tumpangan dari sopir yang tutur katanya sangat lembut dan sopan serta wajah yang sangat enak dipandang apalagi mau memberi tumpangan secara gratis, akhirnya sang nenek pun mau menerima tawaran sang sopir tersebut.

Di dalam perjalanan sang nenek bertanya kepada sang sopir.

Nenek: Nak, asli orang Banjar?

Sopir: Gih nek, saya asli orang Banjar dan rumah saya di Martapura dekat makam Guru Zaini.

Nenek: Oh, alhamdulillah, saya sedikit takut ya nak, kalau-kalau ntar salah alamat, kalau begitu nanti boleh saya diturunkan dekat area pemakaman Tuan Guru Zaini ya?

Sopir: Insya Allah nek, nanti saya antar langsung depan gerbang komplek Sekumpul.

Seperti yang kita ketahui, panitia acara haul biasa menutup jalan kurang lebih 2 kilo di sekitar acara haul di mana mobil sudah tidak bisa masuk lagi ke area depan gerbang regol Sekumpul, tetapi berbeda dengan mobil yang ditumpangi sang nenek begitu mudah menerobos padatnya manusia yang datang hingga sampai di depan gerbang regol komplek sekumpul tanpa ada hambatan apapun.

Sopir: Maaf nek, kita sudah sampai di depan gerbang komplek, nenek kalau langsung ke makam lurus saja, kemudian masuk ke samping Musholla, di sana ada area khusus untuk ziarah perempuan, karena acara haul besok baru dimulai.

Nenek: Aduh nak, saya terimakasih banyak, kamu sungguh mulia mau mengantarkan saya ke sini tanpa dibayar sepersen pun, semoga Allah balas jasa budi baik kamu Nak.

Sopir: Aamiin ya Allah… (jawab sang sopir) kalau begitu saya langsung jalan ya nek. Nanti kalau mau nginap silahkan tanya saja sama petugas acara haul, banyak kok penginapan di sini.

Nenek: Oh iya terima kasih nak.

Sambil pamit, sang sopir pun berlalu dari hadapan sang nenek dengan sopan. Sang nenek pun berjalan menuju arah kubah makam Guru Sekumpul, di mana sambil berjalan sang nenek melihat banyak rumah-rumah yang berjualan aneka pakaian, kopiah dan lain-lain hingga sang nenek berhenti di satu rumah karena melihat begitu banyaknya foto atau gambar yang dijual. Hingga pada saat tersebut pandangan sang nenek tertuju pada sebuah foto yang hampir mirip mukanya dengan sang sopir yang mengantarnya tadi. Kemudian sang nenek bertanya,

Nenek: Maaf non, ini gambar siapa ya?

Penjual: Oh... Nenek orang mana?

Nenek: Saya orang luar pulau Kalimantan.

Penjual: Oh... Ini gambar ulama Abah Guru Sekumpul atau Tuan Guru Zaini yang akan kita hauli besok hari.

Seketika itu sang nenek langsung pingsan tidak sadarkan diri, dan digotong beberapa panitia acara ke rumah sang penjual di area komplek. Setelah sang nenek sadar, pemilik rumah pun atau penjual itu bertanya pada nenek.

Penjual: Nek, kenapa sampeyan pingsan tadi?

Nenek: Orang yang digambar itu yang menjemput saya langsung di bandara padahal saya tidak kenal, orangnya sungguh baik hati mau mengantarkan saya langsung ke depan area komplek tadi.

Penjual: Masa sih nek, soalnya mobil sudah tidak boleh lagi masuk ka area depan komplek sejak pagi tadi.

Nenek: Bener Non, saya tidak bohong, muka sang sopir mirip sekali sama yang di foto.

Nampak pemilik rumah dan orang orang sekitar yang menyaksikan kejadian tersebut berucap, "Masya Allah, untung banar pean nek, Abah Guru Sekumpul sendiri yang mengantarkan pian ke sini.” Padahal beliau sudah wafat beberapa tahun yang lalu. Sang nenek pun menangis setelah mendengar penjelasan pemilik warung tersebut. Hingga pada akhirnya sang nenek mendapatkan tumpangan menginap gratis dari pemilik rumah di area komplek tersebut.

Subhanallah, sungguh mulia hati nenek tersebut mengumpulkan uang selama setahun hanya untuk menghadiri Haul Abah Guru Sekumpul, dan pada hari acara dimudahkan Allah untuk menghadirinya dengan kejadian yang sulit diterima akal. Hanya orang-orang pilihan yang bisa merasakan kehadiran sang Waliyullah.

Semoga kisah nyata ini menambah kecintaan kita kepada Syaikhona Zaini, dengan tetap selalu mengharap rahmat Allah SWT serta syafaat dari Rasullullah, dengan harapan bisa berkumpul dengan Abah Guru Sekumpul di surga nanti. Aamin ya Robbal alamin.


Sumber: Alhm Abah Haji Sungai Jingah (Guru Zuhdi)