Ketika Para Santri Saksikan Kewalian Gus Miek dan Mbah Ud Pagerwojo

 
Ketika Para Santri Saksikan Kewalian Gus Miek dan Mbah Ud Pagerwojo

LADUNI.ID, Jakarta - Suatu hari, Gus Miek tiba di Jember bersama Syafi’i dan KH. Hamid Kajoran, mengendarai mobil Fiat 2300 milik Sekda Jember. Sehabis Ashar, Gus Miek mengajak pergi ke Sidoarjo. Rombongan bertambah Mulyadi dan Sunyoto. Tiba di Sidoarjo, Gus Miek mengajak istirahat di salah satu masjid.

Gus Miek hanya duduk di tengah masjid, sementara KH. Hamid Kajoran dan Syafi’i tengah bersiap-siap menjalankan salat jamak ta’khir (Magrib dan Isya). Ketika Syafi’i iqomat, Gus Miek menyela, “Mbah, Mbah, salatnya nanti saja di Ampel,” KH. Hamid dan Syafi’i pun tidak berani melanjutkan.

Tiba-tiba, dari sebuah gang terlihat seorang anak laki-laki keluar, sedang berjalan perlahan. Gus Miek memanggilnya. “Mas, beri tahu Mbah Ud (KH. Mas’ud Pagerwojo), ada Gus Hamim dari kediri,” kata Gus Miek kepada anak itu. Anak itu lalu pergi ke rumah Mbah Ud.

Tidak beberapa lama, Mbah Ud datang dengan dipapah dua orang santri. “Masya Allah, Gus Hamim, sini ini Kauman ya, Gus. Kaumannya orang-orang beriman ya, Gus. Ini masjid Kauman, Gus. Anda doakan saya selamat ya, Gus,” teriak Mbah Ud sambil terus berjalan ke arah Gus Miek.

Ketika sudah dekat, Gus Miek dan Mbah Ud terlihat saling berebut untuk lebih dulu menyalami dan mencium tangan. Kemudian Gus Miek mengajak semuanya ke ruamah Mbah Ud. Tiba di rumah, Mbah Ud dan Gus Miek duduk bersila di atas kursi, kemudian dengan lantang keduanya membaca shalawat, dan keduanya saling berbahagia.

Seperti orang kesurupan, keduanya terus bernyanyi dan memukul-mukul tangan dan kaki sebagai musik iringan. Setelah puas, keduanya terdiam. “Silakan, Gus, berdoa,” kata Mbah Ud kepada Gus Miek. Gus Miek pun berdoa dan Mbah Ud mengamini sambil menangis.

Di sepanjang perjalanan menuju rumah Syafi’i di Ampel, Sunyoto berbisik-bisik dengan Mulyadi. Keduanya penasaran dengan kejadian yang baru saja mereka alami. Karena Mbah Ud Pagerwojo terkenal sebagai wali dan khariqul ‘adah (di luar kebiasaan).

Mbah Ud adalah salah seorang tokoh di Jawa Timur yang sangat disegani dan dihormati Gus Miek selain KH. Hamid Pasuruan. Hampir pada setiap acara haulnya, Gus Miek selalu hadir sebagai wujud penghormatan kepada orang yang sangat dicintainya itu.