Kisah Pertemuan Imam Mahdi dengan Nabi Isa

 
Kisah Pertemuan Imam Mahdi dengan Nabi Isa

LADUNI.ID, Jakarta - Sejak turunnya Nabi Isa a.s. ke bumi ini, maka Imam Mahdi pun ingin bertemu dengan beliau. Oleh karena itu, untuk memenuhi keinginannya tersebut Imam Mahdi pergi ke Kota Damaskus, di sana sudah penuh manusia yang ingin bertemu dan melihat Nabi Isa a.s. Tidak sedikit di antara mereka yang tidak melihat Nabi Isa a.s. Hal ini dikeranakan banyaknya umat manusia yang ingin bertemu dengan Nabi Isa a.s. Meskipun demikian, atas kehendak Allah, Imam Mahdi dapat dengan mudah bertemu dengan Nabi Isa a.s.

Pertemuan antara Imam Mahdi dan Nabi Isa a.s. ini terjadi di dalam waktu Ashar di dalam Masjid Jami’ Bani Umayyah yang berada di Kota Damaskus. Kedua orang itu kemudian bermalam di masjid tersebut untuk bermunajat kepada Allah Ta’ala.

Ketika menjelang pagi hari, keduanya mendengar sayup-sayup suara adzan. Ada yang mengatakan, bahwa yang mengumandangkan adzan pada waktu itu adalah malaikat Jibril. Suara adzan yang berkumandang ini bersamaan dengan keluarnya fajar shadiq.

Tidak begitu lama kemudian, keduanya mendengar sayup-sayup suara iqamah. Kemudian Nabi Isa a.s. dan Imam Mahdi melakukan shalat Subuh secar berjamaah. Imama Mahdi yang menjadi Imam, sedangkan Nabi Isa a.s. dan kaum muslimin yang lainnya menjadi makmumnya.

Setelah Imam Mahdi hadir di alam ini, sebelum ia mulai melaksanakan tugasnya, pertama-tama yang dilakukan adalah bermunajat kepada Allah SWT, memohon petunjuk, bimbingan dan pertolongan dari Allah SWT. Beliau senang menyendiri di dekat Ka’bah untuk beribadah dan memohon petunjuk dari Allah SWT.

Pada suatu saat, ketika beliau sedang bermunajat kepada Allah SWT, beliau dikuti oleh 313 orang lelaki. Kemudian ia langsung mengadakan sidang kilat dengan ke-313 orang tadi. Dalam siding tersebut beliau berkata kepada mereka yang hadir: “Bahwa dirinya telah dikehendaki oleh Allah untuk menata peradaban manusia dengan menegakkan syari’at Islam yang telah dijalankan oleh Rasulullah SAW, Nabi akhir zaman”.

Kemudian Imam Mahdi membaiat para pembantunya serta merumuskan undang-undang Islam berdasarkan atas syari’ah yang dibawa oleh Rasulullah SAW Nabi akhir zaman, dan syari’ah tersebut akan dipergunakan untuk menata dan memerintah umat manusia.

Setelah selesai melakukan sidang, Imam Mahdi pergi ke Kufah (masih termasuk wilayah Iran). Di sana Imam Mahdi mulai mempersiapkan tentaranya untuk berperang, yaitu perang sabil, perang karena membela dan menegakkan agama Allah SWT, bukan karena urusan atau kepentingan yang lain.