Cerita Gus Baha Mimpin Jin

 
Cerita Gus Baha Mimpin Jin

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam sebuah videonya, KH Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha menceritakan bahwa beliau berkali-kali mimpin jin. Ketika Gus Baha shalat, beliau jadi imam dan makmumnya ada yang berbangsa jin.

“Kamu belum pernah kan shalat dimakmumi jin? Saya berkali-kali, dahulu bapak saya berwasiat ‘Kamu jangan pernah memimpin jin’. Sudah begitu, nah kalau kamu kan itdak usah dilarang sudah tidak memimpin, enak malahan pokoknya tidak usah dilarang, tidak pernah bersentuhan sama alam ghaib,” cerita Gus Baha.

Kalau cara orang dahulu kalau bapaknya tidak kuat terkadang anaknya tidak kuat, “lho saya ini, anaknya kiai kan, cucunya kiai, tahu beneran alam jin, mengerikan sekali.”

Bahkan menurut Gus Baha, ketika orang memiliki jin itu sangat berbahaya dan memimpin jin itu sangat repot. Makanya kiai-kiai itu berpesan agar orang menjadi alim saja, kalau punya khodam (jin) itu lebih baik jangan. Sebab, menurut Gus Baha, jin itu tetap ngakali (mencurangi).

Gus Baha menceritakan bagaimana Nabi Sulaiman juga dibohongi sama setan. Ceritanya begini, ketika Nabi Sulaiman bisa menaklukkan beberapa hewan, bahkan beberapa setan sekalipun, setan itu kemudian membuat mantra. Setan kemudian mendokumentasikan mantra itu menjadi sebuah buku (seperti primbon), kemudian dipendam di bawah kursi singgasana Nabi Sulaiman.

Ketika Nabi Sulaiman meninggal, setan kemudian menciptakan sebuah isu kalau Nabi Sulaiman pintar itu karena punya buku panduan yang dikarang oleh setan. Kemudian dibongkar oleh orang-orang, kemudian menemukan doa sihir. Jika doa itu diamalkan, benar bisa sulapan. Akhirnya, orang-orang mengatakan bahwa Nabi Sulaiman itu tukang sihir.

Akhirnya Nabi Muhammad SAW ikut dipertaruhkan gara-gara Nabi Sulaiman. Mulanya, ketika Nabi Muhammad itu cerita bahwa Sulaiman itu adalah nabi, maka orang Yahudi mengejek Nabi Muhammad, ‘lihatin tuh Muhammad, wong Sulaiman tukang sihir kok dikatakan nabi, aku punya buktinya kalau Sulaiman itu tukang sihir karena aku menyimpan dokumen buku sihir itu’.

Kemudian turun ayat,

وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ سُلَيْمٰنَ ۚ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ ۗ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَآ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۗ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖ ۗ وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۗ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۗ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ ۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ (١٠٢)

Artinya: “Dan mereka mengikuti apa[1] yang dibaca oleh syaitan-syaitan[2] pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat[3] di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu jangnalah kamu kafir. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya[4]. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Baqarah ayat 102).

Dari ayat tersebut di atas diketahui bahwa dokumen buku sihir itu adalah karangannya setan. Tapi karena buku tersebut diselundupkan di bawah kursi Nabi Sulaiman sehingga seakan-akan buku tersebut karangannya Nabi Sulaiman.

Oleh karena itu, orang sekarang harus paham bahwa setan, jin, ataupun khodam itu berbahaya, karena dulu Nabi Sulaiman juga pernah mengalami hal semacam itu.


[1] Maksudnya: kitab-kitab sihir.

[2] Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir).

[3] Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti Malaikat.

[4] Berbacam-macam sihir yang dikerjakan orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan masyarakat seperti mencerai-beraikan suami isteri.