Kisah Kiai Nursalim dan Jadzabnya Gus Baha
LADUNI.ID, Jakarta - Siang jelang sholat Jumat, saya kedatangan famili sepupu dari Sidoarjo yang lama tidak bertemu. Beliau adalah Gus Syafi' bin Kiai Misbah Ahmad, pengasuh Pesantren Al Hidayah, Ketegan, Sidoarjo.
Iseng-iseng saya tanya ke Gus Syafi', apa kenal dengan Gus Baha saat mondok di Sarang. Beliau menjawab kenal, lalu Gus Syafi' berkisah bahwa KH. Nursalim (ayahnya Gus Baha) dekat dengan ayahnya, Kiai Misbah Ahmad. Keakrabannya karena sama-sama hafidz al-Qur’an dan suka ziarah ke makam.
Kiai Nursalim yang asli Tuban (beliau satu-satunya santri yang selesai menghafalkan al-Qur'an di Kiai Zubaidi Tuban) ini sering runtang-runtung khataman dan ziarah ke Ampel, masjid Rahmat, ngaji ke Kiai Hamid Pasuruan dengan memakai sepeda motor Yamaha 1975. Kalau jagongan dengan Kiai Misbah di ndalem Siring, Porong - Sidoarjo bisa sampai larut malam.
Kiai Nursalim sering menginap di rumah Kaji Puji Renokenongo, Porong. Saking seringnya hingga disediakan kamar sendiri. Teringat dengan Gus Dur yang akrab dengan Haji Masnuh sehingga Gus Dur disediakan kamar sendiri sendiri di rumah Haji Masnuh.
Kiai Misbah dan Kiai Nursalim dulu juga sama-sama menyukai ilmu hikmah, dan bahkan sempat membuat jimat. Keakrabannya ini diabadikan oleh Kiai Moh Syafi'i dari Bangle, Beji, Pasuruan dengan menamakan Pesantrennya Nurush Shobah (Kiai Nursalim dan Kiai Misbah). Kiai Moh Syafi'i ini juga karib dari dua kiai tersebut.
Gus Syafi' yang travelnya tiap tahun menjadi langganan Mbah Mun ini bercerita bahwa Gus Syafi' dulu dekat dengan Gus Baha saat sama mondok di Sarang.
Kata Gus Syafi', Gus Baha menghafalkan al-Qur’an hanya enam bulan. Beliau Sering deres Qur'an sambil mengajak Gus Syafi' berjamaah. Cara membacanya dengan tartil. Biasanya kalau Mbah Mun menjadi imam sholat, Gus Baha dan Gus Syafi iadah (mengulangi) jamaah dengan ikut sholat Mbah Mun.
- Baca juga: Gus Baha: Jadilah Kere-Aktif
Gus Syafi' yang setor hafalannya al-Qur’an ke Gus Baha ini sering disuruh nyemak hafalan Gus Baha. Artinya Gus Baha nglalar hafalan plus sekalian mengajar Gus Syafi'. Ada yang menarik, ketika Gus Syafi' mau setor hafalan, Gus Baha meminta agar hafalannya dimulai dari juz 16 sampai 30. Saat ditanya kenapa begitu, jawab Gus Baha, "Sudah tua, menghafalkan dimulai dari juz 16 agar sesuai konteks."
Saat Gus Baha sudah hafal al-Qur’an, beliau pernah jadzab. Saat itu Gus Syafi' ujian akhir kelas tsanawiyah dan berbarengan dengan Gus Baha yang juga ujian di kelas Aliyah. Lembar kertas ujian beredar, dan oleh Gus Baha hanya diisi dengan tulisan والله اعلم بالصواب lalu kertas dikumpulkan.
Selanjutnya Gus Baha masuk ke Ndalem Mbah Mun yang sedang banyak tamu. Gus Baha salaman ke Mbah Mun dan setelah itu mengambil air milik Mbah Mun langsung diminum. Sambil tertawa kecil Mbah Mun bilang, "Lapo, Lapo Baha..."
Waktu jadzabnya berbarengan saat menghapalkan sahih Muslim jilid dua. Waktu jadzab mulutnya sering nderes al-Qur’an dan masa bodoh dengan sekitar.
Kata Gus Syafi', Gus Baha saat mondok sudah 'ilmiah' bacaannya. Pemikiran Machiavelli, buku Postmodernisme dan lain-lain juga dibaca. Waktu ada partai PPP dan PKB, Gus Baha mengajak Gus Syafi' membahas agar jangan sampai para santri fanatik.
Dulu Gus Baha suka menggoda santri yang manaqiban. Mereka disenggol kepalanya sambil berkata, "Moco ra ngerti karepe."
Yai Ainur Rofiq Al Amin dan Mohammad Syafi'
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...