Tumpengan: Tradisi Petani untuk Merekatkan Ikatan Sosial

 
Tumpengan: Tradisi Petani untuk Merekatkan Ikatan Sosial

LADUNI.ID, Jakarta - Kata orang dulu, melaksanakan acara tasyakkuran berbentuk tumpengan bukan hanya merupakan bentuk rasa syukur kita terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah SWT Yang Maha Kasih. Lebih dari itu, tumpengan juga merupakan tradisi yang menjadi sarana merekatkan kembali ikatan sosial yang sempat renggang.

Sudah biasa kita temui dalam masyarakat desa yang aktivitas kesehariannya bekerja di sawah atau kebun, sering mengalami gesekan-gesekan antarwarga masyarakat. Entah itu disebabkan oleh hal-hal remeh, seperti rebutan air untuk pengairan sawah, mengambil hak orang lain, dan berbagai persoalan yang kadang membikin ikatan sosial menjadi renggang.

Melalui adanya kegiatan tumpengan itulah, masyarakat desa mulai kembali dipersatukan dalam sebuah ritual ikatan sosial, makan bersama-sama dalam satu tempat, bertegur sapa dan ramah tamah lainnya.

Biasanya, acara tumpengan ini dilakukan tepat pada waktu panen raya. Sehingga dengan kondisi demikian, hal-hal negatif dapat berangsur hilang karena perasaan tenang dan bahagia saat sudah menuai hasil panen.

Pranata sosial semacam inilah yang banyak kita temui di dalam masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang kental...

Dapatkan akses fitur artikel biografi dan chart geneology/ silsilah di Laduni.id secara berlangganan untuk mendukung keberlanjutan dan pengembangan Laduni.id.

Masuk ke Laduni