Kisah Saat Mbah Yai Hamid Pasuruan Menceritakan Kewalian KH. Muhsin Bululawang

 
Kisah Saat Mbah Yai Hamid Pasuruan Menceritakan Kewalian KH. Muhsin Bululawang

LADUNI.ID, Jakarta - Sejak Mbah Yai Hamid Pasuruan membongkar penyamaran wali besar Bululawang sebagai penjual tempe, nama Kiai Muhsin Syafi’i Bululawang dikenal luas masyarakat Malang dan sekitarnya. Sosok Kiai Muhsin menjadi magnet besar, karena sosoknya yang memiliki keistimewaan dan karomah dari Allah SWT.

Pada masa hidupnya, Kisi Muhsin juga sering diminta untuk mendeteksi dan menemukan sumber air. Beliau juga diminta juga untuk mendeteksi dan mencari sumber air di sekitar perumahan bukit puncak Buring Indah, karena masyarakat di sekitar daerah perumahan tersebut bertambah banyak dan belum tersedianya pasokan air bersih.

Namun KH. Muhsin mendapat tantangan dari peneliti ahli geologi dan hidrologi yang telah meneliti sekian lama di daerah tersebut dan menyimpulkan bahwa tidak ada sumber air ataupun bila mengebor sumur tidak akan ada airnya

Mungkin karena juga sang peneliti merasa sakit hati pekerjaannya disinggung dengan didatangkannya seorang kiai.

“Ayo kiai, kalo sampai ada sumber air di daerah ini, saya minum air kencing sampeyan!” kata seorang peneliti kepada Kiai Mushin.

Sosok Kiai Muhsin termasuk orang yang sabar dengan anugerah Allah Ta’ala yang diberikan kepadanya bisa mendeteksi keberadaan air dalam bumi yang mugkin juga suatu karomah. Maka, atas izin Allah Ta’ala lalu menemukannya dan menyuruh mengebor tempat tersebut dan ternyata air bisa keluar

Penduduk merasa gembira dan diadakannya tasyakuran atas ditemukannya keberadaan air. Di sisi lain, peneliti tersebut merasa malu, penduduk sekitar pun mengolok-oloknya meminta janji perkataannya, namun Kiai Muhsin meminta agar penduduk berhenti mengolok-olok

“Saya sudah memaafkannya dan tidak mengambil janji perkataan peneliti itu,” kata Kiai Muhsin

KH. Muhsin pernah bercerita bahwa beliau merasakan adanya sumber air dengan adanya getaran yang dirasakan dari kaki beliau.

KH. Muhsin adalah seseorang yang dulunya pernah dikatakan oleh KH. Abdul Hamid Pasuruan bahwa beliau (KH. Muhsin) akan menjadi ulama besar dan mempunyai ribuan santri.

Kisah tersebut berawal saat KH. Muhsin bekerja menjadi sopir sedang mengantar sowan juragannya  ke Mbah Yai Hamid.

Ketika KH. Muhsin menunggu di luar, Mbah Yai Abdul Hamid mengatakan “walinya gak diajak masuk?”. Setelah sang juragan mengajak beliau masuk, karena penasaran juragan bertanya, dijawab oleh KH. Abdul Hamid

“Arek iki bakale dadi kiyai gede duwe pondok, santrine ewonan” (anak ini besok akan menjadi kiai besar, punya pondok dan santrinya berjumlah ribuan).” Pada saat itu KH. Muhsin masih muda.

Kini makam KH. Muhsin yang terkenal sabar ini banyak dikunjungi peziarah di setiap malam Jum’at, terlebih malam Jum’at legi, di PP Roudlotul Muhsinin Al-Maqbul Bululawang Malang.