Di Balik Kisah Marmer Penyerap Panas di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
![Di Balik Kisah Marmer Penyerap Panas di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi](https://www.laduni.id/panel/themes/default/uploads/post/marmar-mekah-yunani.jpg)
LADUNI.ID, Jakarta - Pria yang mendesain Masjidil Harom Mekkah dan Masjidil Nabawi Madinah adalah insinyur dan arsitek Mesir yang lebih suka menjauh dari pusat perhatian publik, tidak diketahui banyak orang, ia adalah Muhammad Kamal Isma'eel (1908-2008).
Dia adalah orang termuda dalam sejarah Mesir yang memperoleh ijazah sekolah menengah, orang termuda yang mendaftar di Royal School of Engineering dan yang menjadi wisudawan termuda, orang termuda dikirim ke Eropa untuk mendapatkan 3 gelar doktor dalam Arsitektur Islam, orang termuda yang mendapatkan syal Nil dan pangkat besi dari Raja Saudi Arabia.
Dia adalah insinyur pertama yang melakukan perencanaan dan implementasi proyek perluasan Masjidil Haramain (Mekkah dan Madinah).
Dia menolak menerima bayaran untuk desain teknik dan pengawasan arsitekturalnya, meskipun ada upaya dari Raja Fahd dan perusahaan Bin Laden untuk membayar berapapun yang dia tuliskan dalam selembar cek.
Ketika dia mengembalikan cek kosongnya, dia mengatakan kepada Bakar Bin Ladan: "Mengapa saya harus menerima uang (untuk pekerjaan saya) di 2 Masjid Suci (Mekkah dan Madinah), bagaimana saya akan menghadapi Allah (pada Hari Pengadilan nanti?)."
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...