Terobosan Baru: Pesantren Nurul Jadid Inisiasi Lembaga Penggerak Bahasa Mandarin

 
Terobosan Baru: Pesantren Nurul Jadid Inisiasi Lembaga Penggerak Bahasa Mandarin

LADUNI.ID, Probolinggo - Tidak hanya mempelajari ilmu agama dan umum Indonesia, Pesantren Nurul Jadid Probolinggo juga menginisiasi lembaga bahasa Mandarin bernama Hanyu Shuiping Kaoshi (HSK). Bagi sebuah pesantren, lembaga ini merupakan sebuah terobosan baru di mana penguasaan bahasa asing tidak hanya bertumpu pada bahasa Arab dan Inggris saja.

Sesuai namanya yang memiliki “Ujian Standar Kemampuan Bahasa Mandarin”, lembaga HSK Pondok Pesantren Nurul Jadid ini dibuat untuk pengembangan kemampuan santri dalam bahasa internasional. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Sekretaris Pondok Pesantren Nurul Jadid, Ustadz H. Faizin Syamwil.

Ustadz Faizin mengungakapkan bahwa Pesantren Nurul Jadid Probolinggo kini telah memiliki lembaga ujian internasional dengan spesifikasi bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan bahasa Arab. Dengan begitu, para santri diharapkan bisa memiliki kualifikasi yang sama dengan lembaga pendidikan dalam taraf dunia internasional.

“Kemampuan santri memiliki kualifikasi yang sama dengan dunia internasional, karena itu HSK yang diadakan di Pesantren Nurul Jadid merupakan gagasan untuk bisa mengantarkan santri ke gerbang dunia, mengantarkan santri ke pergaulan internasional, ” ungkap Ustadz Faizin, Sabtu (6/2/2021) lalu, sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman Indonesia Satu.

Menurut mantan Kepala SMA Nurul Jadid ini, HSK Pesantren Nurul Jadid merupakan satu-satunya lembaga di dalam lingkungan pesantren yang menyelenggarakan ujian standar kompetensi bahasa Mandarin. Ia menambahkan bahwa Pesantren Nurul Jadid adalah penyelenggara se-Indonesia yang dipercaya oleh Pengembang Bahasa Mandarin Pemerintah Cina.

“Itu sebabnya HSK merupakan langkah untuk menjadi pusat pengembangan bahasa Mandarin khususnya di pesantren-pesantren Indonesia, setidaknya ujian kualifikasi internasional bahasa mandarin bagi warga Jawa Timur bisa memanfaatkan ujian HSK di Pesantren Nurul Jadid,” imbuhnya.

Ia juga menegaskan bahwa hingga Sabtu siang, terdapat sekitar 7 orang santri dari Pondok Pesantren Syekh Abdurrahman Rabah, Pamekasan melaksanakan ujian HSK bertempat di SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo dan didampingi pengasuhnya, yaitu KH. Abd. Hamid Ahmad.

Ia juga berharap bagaimana SMA Nurul Jadid bisa menjadi penggerak bahasa Mandarin ke seluruh tingkatan sekolah menengah yang ada di pondok pesantren-pondok pesantren di Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan Program Sekolah Penggerak, yang menjadi Pusat Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Mandarin di Jawa Timur.

“Salah satu fasilitasnya adalah menyelenggarakan HSK yang langsung konek dengan Beijing,” pungkasnya.(*)

***

Editor: Muhammad Mihrob