Pesantren Nurul Jadid Probolinggo

 
Fasilitas di Lembaga ini :
Nama Fasilitas Jumlah Nama Fasilitas Jumlah
MI/SD 3 MTS/SMP 2
MA/SMA 3 Maly/Univ. 2
Tahfidz 1 Laboratorium 0
Poli Kesehatan 1 Koperasi 1
Pesantren Nurul Jadid Probolinggo

Profil
Awal berdirinya Pondok Pesantren Nurul Jadid memiliki keterkaitan erat dengan masa perang gerilya melawan penjajah Belanda. Selain pernah menjadi pejuang Barisan Pembela Tanah Air (PETA) pada masa penjajahan Jepang, KH. Zaini Mun’im juga dipercaya sebagai pimpinan laskar Sabilillah ketika melakukan serangan terhadap Belanda yang menguasai Kota Pamekasan pada 16 Agustus 1947. Karena perannya tersebut, beliau menjadi incaran Belanda. Situasi yang menghimpit itu memaksa beliau hijrah berlayar dari Madura menuju Pulau Jawa dan akhirnya berlabuh di Desa Tanjung, yang kini dikenal sebagai Desa Karanganyar.

Sesampainya di Karanganyar, KH. Zaini sebenarnya tidak berniat mendirikan lembaga pendidikan atau pesantren. Tujuan utama beliau adalah mengisolasi diri dari ancaman kolonial Belanda. Keinginan beliau justru ingin menyebarkan ajaran Islam ke seluruh Nusantara melalui Departemen Agama. Namun, rencana tersebut tidak sempat terlaksana karena setibanya di Karanganyar, beliau dititipi dua orang santri Syaifuddin dari Sidodadi Paiton dan Syafiuddin dari Kotaanyar Paiton—untuk belajar dan memperdalam ilmu agama kepada beliau.

Kehadiran dua santri tersebut menjadi titik awal beliau membatalkan perjalanan spiritual ke Pendaleman Yogyakarta untuk menemui sahabat-sahabat seperjuangannya. Seiring waktu, semakin banyak masyarakat yang berdatangan untuk belajar, sehingga beliau mantap menetap di Karanganyar dan mengurus para santri. Sebelum mendirikan pesantren, beliau juga sempat berkonsultasi dengan KH. Syamsul Arifi pendiri Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo dengan membawa sampel tanah lokasi pesantren.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

Masuk dengan Google
Dan dapatkan fitur-fitur menarik lainnya.
 

Relasi Pesantren Lainnya