Kisah Mbah Moen Tertular Kebaikan Imam Syadzily saat Ziarah ke Makamnya

 
Kisah Mbah Moen Tertular Kebaikan Imam Syadzily saat Ziarah ke Makamnya

LADUNI.ID, Jakarta - Orang itu bisa ikut tertular hal baik tergantung seberapa senangnya terhadap hal itu. Mbah kung (KH. Maimoen Zubair), dulu pernah ziarah di makamnya Imam Syadzily. Setelah berziarah, akhirnya tertular dengan kebaikan Imam Syadzily, karena waktu ziarah dilakukan dengan sungguh -sungguh, karena ziarah itu jusuman wa arwahan, ya badannya dan hatinya.

Imam Syadzily itu imam yang keramat. Setiap tahun berangkat haji, Imam Syadzily pernah berdoa minta kepada Allah, supaya diberi meninggal di tanah yang tidak pernah dibuat maksiat. Imam Syadzily meninggal waktu berangkat ibadah haji, di daerah yang bernama Humaisiroh.

Alhamdulillah, Mbah Kung diberi kebaikan seperti Imam Syadzily, bisa haji berulang kali, meninggalnya pun sama, waktu ibadah haji, orang yang suka (mengidolakan) pasti lama-lama ikut tertular kebaikannya.

Tidak hanya tertular luarnya saja, tapi ya dalamnya, minimal kita senang sama orang yang baik, itu dikirimi Fatihah biar ketularan kebaikannya, lebih-lebih orang yang baik itu sudah kembali ke Allah (meninggal). Al-Fatihah…

***

Kisah di atas diceritakan oleh KH. Rojih Ubab Maimun yang tak lain merupakan cucu Mbah Maimun Zubair. Ulama ‘alim sekaliber Mbah KH. Maimun Zubair merupakan contoh dan teladan untuk kita bahwa, dalam melakukan ziarah diperlukan kesungguhan, yang mana badan dan hati harus juga ikut ziarah.

Kehadiran hati dan badan saat melakukan ziarah dapat menembus batas ruang dan waktu menuju ruh yang diziarahi. Berbagai doa dan amalan yang dipanjatkan secara sungguh-sungguh dengan menghadirkan hati dan jiwa, maka akan sampai kepada ahli kubur yang kita ziarahi. Bahkan lebih dari itu, kita juga akan ketularan dengan orang yang kita ziarahi.

Bila kita gemar dan suka melakukan ziarah ke makam-makam para waliyullah dan makam para alim ulama, akan menjadikan kita tertarik dan meneladani segala yang ada pada para waliyullah dan alim ulama selama masih hidup di dunia. Minimal kita akan mencari dan membaca kembali riwayat hidup orang-orang alim yang kita ziarahi.

Dengan begitu, secara tidak sadar, kita telah  meneladani apa-apa yang ada dan dilakukan para wali dan ulama selama beliau-beliau masih hidup. Bila kita suka ziarah ke makam Mbah Moen (KH. Maimun Zubair) misalnya, secara tidak langsung kita merasakan ketertarikan kepada beliau dan mencoba membaca kembali amalan dan teladan yang dilakukan selama hidup untuk kita laksanakan di kehidupan sehari-hari.

Begitulah salah satu inti dan hikmah yang dapat dipetik dari melakukan ziarah ke makam para wali dan ulama alim. Semoga kita semua selalu menjadi generasi yang selalu mengingat dan meneladani ulama-ulama dan waliyullah di masa lalu untuk kita berupaya mempraktikkan dalam kehidupan kita sehari-hari.(*)

***

Sumber: KH. Rojih Ubab Maimun
Editor: Muhammad Mihrob