Dzikir Ibarat Teknologi untuk Mempercanggih Software Manusia

 
Dzikir Ibarat Teknologi untuk Mempercanggih Software Manusia
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam hidup ini, kita bersepakat ada alam nyata dan alam maya. Istilah lain yang bisa dipakai, alam dhahir dan alam bathin; alam dunia dan alam akhirat; alam jasad dan alam ruh; alam kasar dan alam ghaib; alam hardware dan alam software. Dan sebagai  umta Islam, kita wajib mengimani kedua alam tersebut, agar masuk dalam golongan الذين يؤمنون بالغيب.

Sebagai manusia, menurut dawuh Tuan Syaikh Saefulloh Maslul r.a, adalah bukan makhluk alam akhirat karena masih di alam dunia. Juga bukan makhluk alam dunia karena akan berpindah ke alam akhirat. Demikianlah, kita mesti belajar hidup di dua alam itu.

Untuk mengenal, lebih mengetahui, mengeksplorasi alam dhahir, Allah sudah anugerahkan kepada kita piranti panca indera (five senses) yang dipadukan dengan akal pikiran (mind) untuk menggali dan men-discovery pengetahuan yang dengannya memberi manfaat untuk hajat hidup manusia di dunia.

Dari sinilah lahir ilmu pengetahuan dan teknologi (science and technology). Berbagai temuan teknologi tercipta, semua, untuk mempermudah urusan manusia, sebagian, untuk mempernyaman kehidupan mereka di dunia. Teknologi telekomunikasi, automotif, aerodynamic, arsitek, digital, icloud sampai yang paling mutakhir artificial intelligence (AI).

Teknologi terakhir ini pelan tapi pasti telah mengambil alih tugas, peran, dan pekerjaan manusia. Manusia yang keterampilannya terbatas dan tidak meng-up dates kemampuan serta pengetahuannya bisa tersingkir, tergantikan oleh teknologi AI ini. Dan sekarang banyak sekali jumlah manusia yang telah menjadi korban penggilasan kemajuan teknologi modern tersebut.

Namun sayangnya, seiring dengan banyak terlahirnya teknologi super canggih, alih-alih membuat tenang dan senang kehidupan manusia, banyak yang justru resah dan gelisah. Hidupnya dilanda gundah gulana jauh dari bahagia. Kehidupan di sekelilingnya sudah dilengkapi fasilitas high technology tapi jauh tidak merasuk ke dalam hatinya, akhirnya mereka banyak yang merasa terasing.

Banyak manusia yang sukses menciptakan teknologi yang membuat nyaman fisik mereka, tapi gagal menemukan teknologi terbaik yang bisa membuat nyaman jiwanya. Kebanyak mereka merasa hampa, bahkan tertekan. Ya, gejala stres dan depresi menjadi penyakit yang banyak ditemui era kemajuan teknologi ini.

Terjadi pula salah kaprah dalam menyembuhkan hal itu. Mereka berusaha menciptakan teknologi baru, teknologi kimia, yang hanya menyembuhkan sementara. Alih-alih memulihkan, terciptalah ketergantungan baru yang memperpuruk mental mereka. Dan ujungnya banyak yang, untuk mengakhiri penderitaan, memilih bunuh diri. Jumlah statistik mereka yang memilih jalan ini terus meningkat di kota-kota yang super modern teknologinya.

Lalu, teknologi apa lagi yang bisa memperbaiki batin manusia? Melainkan dzikir kepada Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan di dalam Surat Ar-Ra'd ayat 28 berikut ini:

اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ

"Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram."

Begitulah ditegaskan, bahwa dengan berdzikir kepada Allah SWT, maka hakikat ketenangan hati yang dicari itu akan bisa ditemukan. Bukan dengan yang lainnya. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 10 Februari 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: KH. Budi Rahman Hakim, PhD. (Pemerhati teknologi software manusia/Pembantu Khusus Abah Aos)

Editor: Hakim