Khutbah Jumat: Bergembira dengan Kelahiran Sang Baginda

 
Khutbah Jumat: Bergembira dengan Kelahiran Sang Baginda
Sumber Gambar: Laduni.ID

KHUTBAH 1

الْحَمْدُ للهِ شَرَّفَ الأَنَاَمَ بِصَاحِبِ الْمَقَامِ الأعْلَى. وَكَمَّلَ السُّعُوْدَ بِأَكْرَمِ مَوْلُوْدٍ. أَشْهَدُ أنْ لاإلهَ إلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ بِالْحُجَّةٍ الَبَالِغَةِ وَحُسْنِ الْبَيَانِ. أللّهُمَّ صَلِّي وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ أجْمَعِيْنَ. أمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ أًوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Dalam kesempatan yang mulia ini marilah kita tadzakkur dan tafakkur, mengingat segala apa yang kita amalkan selama ini dan berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dalam arti kita berusaha melaksanakan segala usaha yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Arsy berguncang penuh suka cita dan riang gembira di detik-detik kelahiran sang Baginda. Pada malam itu, langit dipenuhi jutaan kilau cahaya yang tak pernah terlihat sebelumnya, bertanda akan hadirnya sosok manusia yang agung lagi mulia. Burung-burung pun tak ingin ketinggalan untuk menyambut Nabi akhir zaman dengan kicauan merdu seolah memberi salam sejahtera yang paling sejahtera. Gemuruh do’a-do’a Malaikat saat itu turut menambah sakral suasana, mengiringi kedatangan Rasul yang dicinta dan didamba. Dia lah Muhammad SAW. Manusia luar biasa yang diutus sebagai duta perdamaian untuk alam semesta, pemimpin orang-orang yang bertakwa, dan penyelamat bagi mereka yang berlumuran dosa. Shollu ‘alaih !!

Baca juga: Khutbah Jumat: Menegaskan Islam Rahmatan lil Alamin

Muhammad, sebuah nama yang cukup asing dan anti-mainstream di zaman itu. Umumnya, orang Arab akan meniru nama orang tua-orang tua mereka saat memberi nama untuk bayi yang baru lahir. Ketika kakeknya, Abdul Mutholib ditanya, mengapa memberi nama Muhammad, ia pun menjawab; “Aku berharap anak ini dipuji, baik di langit maupun di bumi”. Sungguh, sebuah nama akan menjadi do’a bagi si pemilikinya. Benar saja, anak ini kelak dipuji seluruh penduduk langit dan bumi, bahkan Sang Pencipta pun turut memujinya.

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ - ٤

“Dan sungguh engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Q.S. al-Qalam: 4)

Anugerah, karunia, pemberian, dan segalanya yang melimpah ruah kepada makhluk-makhluk Allah, semata-mata karena hadirnya baginda Nabi Muhammad SAW. Maka sudah sepatutnya kita bergembira atas kelahirannya. Bergembira dengan kelahirannya berarti rasa syukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Dan salah satu kegembiraan dalam bentuk syukur yang dapat kita lakukan adalah merayakan kelahirannya dengan membaca perjalanan hidup Sang Nabi sambil merenungi kembali teladan beliau yang tertuang rapih di dalam kitab-kitab maulid karangan para ulama’ dunia, seperti ad-Diba’i, al-Barzanji, Simthud Duror, ad-Dhliyaul Lami’, dan masih banyak lagi.

Sesungguhnya merayakan kelahiran Nabi besar Muhammad SAW adalah perintah Allah yang tersirat dalam salah satu firman-Nya di surat Yunus, ayat ke 58.

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ - ٥٨

“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan” (Q.S Yunus: 58)

Ada kah yang lebih besar dari karunia Allah berupa diutusnya Nabi Muhammad SAW rahmatan lil ‘alamin ? Dia lah karunia di atas karunia. Anugerah terindah yang tak mampu diterjemahkan oleh kata-kata. Menyebutnya akan membuat orang itu cinta. Mengingatnya akan menggugah jiwa dan rasa. Definisi akhlak beliau adalah Al-Qur’an. Kalimat yang keluar dari lisannya adalah wahyu Tuhan. Jabatannya adalah Tuan dari semua Nabi dan Rasul, serta Nabi akhir zaman.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Ayat di atas cukup jelas untuk dijadikan landasan hujah tentang bergembira dengan semua karunia dan rahmat Allah, tak terkecuali dengan lahirnya baginda besar Nabi Muhammad SAW. Dan perlu diingat, bahwa bergembira adalah perintah Allah yang beralasan. Ketika alasan bergembira kita itu benar dan diridai Allah, maka Allah pun senang dan gembira dengan kita. Sebaliknya, ketika yang kita jadikan alasan untuk bergembira adalah sesuatu yang tak Allah ridai, maka jangan berharap kegembiraan kita dibalas dengan kegembiraan-Nya, justru akan membuahkan kemurkaan.

Baca juga: Memaknai Dua Nikmat yang Sering Terlupakan, Sehat dan Waktu Luang

Lalu pertanyaannya, apakah bergembira dengan kelahiran seseorang yang dipuji akhlaknya oleh Allah dalam Al Quran itu termasuk hal yang akan berbalas kegembiraan atau justru kemurkaan? Tak semua pertanyaan membutuhkan jawaban. Sudah pasti, kegembiraan dengan lahirnya Nabi adalah hal yang akan membuat Allah rida.

Maka dari itu, tak menjadi aneh ketika Abu Lahab diringankan adzabnya setiap hari senin sebab bergembira menyambut kelahiran sang Baginda ketika membebaskan seorang budak yang bernama Tsuwaibah, sekalipun kita tahu bahwa Abu Lahab adalah di antara orang yang sangat menentang dakwah Nabi. Sampai-sampai ada satu surat khusus di dalam Alquran yang menyebutkannya dalam adzab kobaran api yang menyala-nyala, yaitu surat al-Lahab/al-Masad.  Kalau saja orang yang jelas-jelas diceritakan buruk dalam Alquran itu mendapatkan balasan manis sebab bergembira atas kelahiran sang Baginda, lantas bagaimana jika yang bergembira itu adalah umatnya yang setiap hari mencoba untuk meneladani akhlak dan tutur perilaku beliau ? Min babil aula, pasti lebih besar balasannya.

Syekh Syamsuddin bin Nasiruddin ad-Dimasyqi pernah melantunkan sebuah syair menyangkut hal ini;

“Kalau saja ada seorang kafir (Abu Lahab) yang sudah jelas diceritakan buruk oleh Alquran dan akan kekal selama-lamanya di dalam neraka”

“Dalam satu riwayat, adzabnya diringankan setiap hari senin karena gembira menyambut kelahiran sang Baginda”

“Lalu bagaimana dengan seorang hamba yang sepanjang hidupnya penuh kegembiraan atas kelahiran beliau dan meninggal dalam keadaan mengesakan Tuhannya ??”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Karena beliau adalah sumber dari kegembiraan yang tercipta. Seandainya saja kegembiraan yang ada di muka bumi itu dikumpulkan dan ditelusuri muara akhir ceritanya, pasti akan kita dapati bahwa semua itu akan berujung pada satu nama, Muhammad Rasulullah SAW. Terlebih dalam satu riwayat, alam semesta tak mungkin tercipta jika Muhammad tiada.

“Seandainya tidak ada engkau (Muhammad), Kalau lah bukan karena engkau (Muhammad), sungguh Aku tidak akan menciptakan alam semesta”

Menjadi umat beliau adalah angan-angan dari setiap umat yang ada di muka bumi. Maka dari itu, kita yang ditakdirkan oleh Allah menjadi umat terbaik ini, sudah sepantasnya bersyukur dibarengi dengan mengikuti ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Semoga kita selalu diberikan taufiq dan hidayah oleh Allah SWT untuk meneladani akhlak luhur beliau, agar nanti kita dikumpulkan di bawah panji besarnya pada saat semua umat iri ingin masuk ke dalam barisan itu. Semua itu dimulai dengan hal yang sangat sederhana, bergembira dengan kelahiran sang baginda.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ- اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ  -١- فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ –٢- اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ- ٣-

بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH 2

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ  

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

_____________________________
*Oleh:Gus Imamuddin Muchtar