Mengapa Malam Nisfu Sya’ban Tidak Dirahasiakan?

 
Mengapa Malam Nisfu Sya’ban Tidak Dirahasiakan?
Sumber Gambar: Foto : Ist (ilustrasi malam Nisfu Syaban)

LADUNI.ID, Jakarta- Dalam kalender hijriah, malam Nisfu Sya’ban sudah pasti dan jelas, yang setiap tahunnya, jatuh pada malam di tanggal 15 Sya’ban atau pertengahan bulan di setiap bulan Sya’ban.  Nisfu Sya’ban mempunyai keutamaan yang luar biasa, dan termasuk malam yang dinantikan, diharapkan oleh kaum mukmin dan muslim di seluruh dunia.

Terdapat sejumlah istilah yang disematkan, terkhusus malam Nisfu Sya’ban, dan sering disebut sebagai malam ‘Pengampunan Dosa’ (Lailat al-Ba) atau malam ‘munajat’ (Lailat al-Du'a).

Syeikh Abdul Qodir al-Jilani menyematkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam pembebasan (lailatul bara’ah) sekaligus malam ‘mubarakah’ (lailah mubarakah). Malam dimana, Allah menurunkan rahmat, keberkahan, kebaikan dan ampunan-Nya.

Ulama yang berjuluk sulthanul auliya’ (pemimpin para wali) tersebut menegaskan: 

ومنها سمي ليلة البراءة مباركة لما فيها من نزول الرحمة والبركة والخير والعفو والغفران لأهل الأرض

“Dan di antaranya, malam pembebasan disebut dengan ‘mubarakah’ (yang diberkati) karena di dalamnya terdapat turunnya rahmat, keberkahan, kebaikan, dan pengampunan bagi penduduk bumi.” (Syeikh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, hal. 278).

Syeikh Abdul Qodir al-Jilani, menyematkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam pembebasan, lantaran Allah akan membebaskan orang-orang yang celaka dari siksa-Nya dan membebaskan para kekasih-Nya dari kehinaan.

Masih dari kitab yang sama, ulama yang kerap menjadi sarana ‘wushuliyyah’ dalam kegiatan keagamaan umat muslim itu menyebutkan;

وقيل وانما سميت ليلة البراءة لأن فيها براءتين براءة للأشقياء من الرحمن وبراءة للأولياء من الخذلان

 “Dikatakan bahwa malam nisfu Sya’ban disebut malam pembebasan karena di dalamnya terdapat dua pembebasan. Pertama, pembebasan untuk orang-orang celaka dari siksa Allah yang Maha-Penyayang. Kedua, pembebasan untuk para kekasih Allah dari kehinaan.” (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, hal. 283)

Bila malam Nisfu Sya’ban tidak dirahasiakan, lalu mengapa Allah merahasiakan malam Lailatul Qadar? Padahal di kedua malam itu, sama-sama dipenuhi rahmat dan ampunan-Nya. Syeikh Abdul Qodir al-Jilani mengatakan, bahwa malam Lailatul Qadar sengaja dirahasiakan atau disamarkan oleh Allah agar kita tidak mengandalkannya dan selalu istiqomah di jalan-Nya. 

وقيل إن الحكمة في أن الله تعالى أظهر ليلة البراءة وأخفى ليلة القدر لأن ليلة القدر ليلة الرحمة والغفران والعتق من النيران، أخفاها الله لئلا يتكلوا عليها

“Dikatakan, hikmah Allah memperlihatkan malam pembebasan (nisfu Sya’ban) dan menyamarkan Lailatul Qadar adalah bahwa Lailatul Qadar merupakan malam kasih sayang, pengampunan, dan pemerdekaan dari neraka. Allah menyamarkan Lailatul Qadar agar para manusia tidak mengandalkannya."Ulama yang digelari Al-Quthbur Rabbani itu melanjutkan:

وأظهر ليلة البراءة لأنها ليلة الحكم والقضاء وليلة السخط والرضاء ليلة القبول والرد والوصول والصد، ليلة السعادة والشقاء والكرامة والنقاء فواحد فيها يسعد والآخر فيها يبعد، وواحد يجزى ويخزى وواحد يكرم وواحد يحرم، واحد يهجر وواحد يؤجر

“Dan Allah memperlihatkan malam pembebasan (nisfu Sya’ban) karena ia adalah malam penghakiman dan pemutusan, malam kemurkaan dan keridhaan, malam penerimaan dan penolakan, malam peyampaian dan penolakan, malam kebahagiaan dan kecelakaan, malam kemuliaan dan pembersihan.

Sebagian orang beruntung, sebagian yang lain dijauhkan dari rahmat-Nya, ada yang dibalas pahala, ada pula yang dihinakan, ada yang dimuliakan, ada pula yang dicegah dari rahmat-Nya, salah seorang didiamkan, salah seorang diberi pahala.”  (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, hal. 283)

Begitulah satu diantara hikmah mengapa Allah tidak merahasiakan malam Nisfu Sya’ban. Dan semoga di malam Nisfu Sya’ban ini kita termasuk dari hamba-hamba-Nya yang beruntung. Amin. (Ali Ramadhan)

 

___________
*Catatan : Tulisan ini terbit pertama kali pada Minggu, 28 Maret 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan revisi di beberapa bagian.