PROFIL
Pondok Pesantren merupakan salah satu bentuk pendidikan yang tertua di Indonesia dan perlu dipelihara kelestariannya dalam rangka upaya mencerdaskan bangsa. Pesantren Albidayah Cangkorah Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat adalah salah satu Pondok Pesantren yang memiliki fungsi tersebut. Pondok Pesantren Albidayah terletak di Jalan Raya Batujajar No. 01 Desa Giriasih RT 03 RW 08 Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Kode Pos 40561, Telepon/Faksimili (022) 6866134.
Pada massa kepemimpinanKH. Muhammad Sirodj, pembenahan dan pembangunan secara besar-besaran mulai dilakukan di berbagai faktor, mulai dari renovasi masjid, renovasi asrama putra, pembangunan asrama putri, pembangunan madrasah dan ruang pertemuan, pendirian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Albidayah, pembuatan perlengkapan manasik haji (miniatur Ka'bah, miniatur jamarat, dan sebagainya), pendirian Madrasah Aliyah (MA), pendirian Madrasah Tsanawiyah Terpadu (MTsT), pembangunan gedung MA dan MTsT Albidayah yang sangat representatif, pembangunan perpustakaan, laboratorium IPA, dan laboratorium komputer, pembangunan lapangan upacara dan olahraga, pembangunan area parkir, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, di sekitar Pesantren Albidayah terdapat 4 (empat) lembaga pendidikan formal, yaitu Madrasah Aliyah (MA) Albidayah, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Terpadu Albidayah, SMA Albidayah, dan MTs Albidayah. Dari keempat unit lembaga pendidikan formal tersebut, Madarasah Tsanawiyah Terpadu (MTsT) dan Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga yang mewajibkan seluruh siswa-siswinya untuk menetap di Pondok Pesantren Albidayah Cangkorah. Sedangkan siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak menetap di Pondok Pesantren Albidayah Cangkorah.
SEJARAH
Pondok Pesantren Albidayah didirikan oleh KH. Muhammad Asy’arie pada tahun 1907 walaupun pada saat itu masih dalam keadaan yang sangat sederhana. Diawali dengan sebuah mesjid yang sekaligus menjadi tempat belajar dan menginap santri-santrinya yang berdatangan dari kampung-kampung di sekitar pesantren, ditambah dengan rumah tempat kediaman kiyai.
Setelah KH. Muhammad Asy’arie wafat pada tahun 1959, maka tongkat kepemimpinan pesantren pun diserahkan dan diteruskan kepada salah seorang putranya yaitu KH. Muhammad Sirodj. Saat kepemimpinan beliau ini, pesantren mulai menampakkan kemajuannya. Santri-santri mulai berdatangan dari luar kawasan Bandung. Bahkan pada tahun 1970 berdirilah lembaga pendidikan formal yaitu Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri (SP-IAIN) yang kemudian atas kebijakan dari pemerintah, lembaga itu diganti menjadi Madrasah Aliyah (MA).
đź“– Artikel Lengkap Tersedia untuk Member
Untuk membaca artikel lengkap dan mengakses semua fitur, silakan login atau daftar sebagai member.
Memuat Komentar ...