Biografi Imam Abu Dawud

 
Biografi Imam Abu Dawud
Sumber Gambar: Ilustrasi (foto istimewa)

Laduni.ID Jakarta – Nama lengkap Imam Abu Daud ialah Sulaiman bin Al-Asy’as bin Ishak bin Basyir bin Syidad bin Amar Al-Azdi As-Sijistani. Ia adalah imam dan tokoh ahli hadits, serta penulis kitab Sunan Abu Daud.

Contents

Riwayat Hidup

Lahir

Abu Daud dilahirkan pada tahun 202 H di Sijistan.

Wafat

Wafat di Basrah pada tanggal 16 Syawal tahun 275 H.

Baca Juga:   Biograf Imam Syafi'i

Pendidikan dan Sanad Keilmuan

Sejak kecil Abu Daud sangat mencintai ilmu dan sudah bergaul dengan para ulama untuk menimba ilmunya. Sebelum dewasa, dia sudah mempersiapkan diri untuk melanglang ke berbagai negeri. Dia belajar hadits dari para ulama yang ditemuinya di Hijaz, Syam, Mesir, Irak, Jazirah, Sagar, Khurasan dan negeri lainnya. Pengembaraannya ke beberapa negeri itu menunjang dia untuk mendapatkan hadits sebanyak-banyaknya. Kemudian hadits itu disaring, lalu ditulis pada kitab Sunan.

Abu Daud sudah berulang kali mengunjungi Baghdad. Di kota itu, dia mengajar hadits dan fiqih dengan menggunakan kitab Sunan sebagai buku pegangan. Kitab Sunan itu ditunjukkan kepada ulama hadits terkemuka, Ahmad bin Hanbal. Imam Ahmad bin Hanbal pun memuji kitab tersebut. Sunan Abu Daud adalah salah satu kitab hadits terkemuka yang disusun oleh Imam Abu Daud. Kitab ini memuat 4.800 hadits terseleksi dari 50.000 hadits. Abu Daud telah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun.

Hal ini diketahui mengingat pada tahun 221 H, ia sudah berada di Baghdad, pusat dan metropolitan ilmu. Setelah itu, ia mengunjungi berbagai negeri untuk memetik langsung ilmu dari sumbernya. Abu Daud menimba ilmu selama bertahun-tahun. Di antara guru-gurunya adalah:

  1. Imam Al Hasan bin Muhammad As Shabah Azza'Farani
  2. Imam Bukhari
  3. Ahmad bin Yahya bin Wazir bin Sulaiman At Tujibi
  4. Imam Abu Ali Husein bin Ali Alkarabisi
  5. Harmalah bin Yahya bin Abdullah At Tujibi
  6. Imam Ahmad bin Hanbal
  7. Muhammad bin Syafi'I
  8. Ishaq bin Rohaweh
  9. Abu Ya'qub bin Yusuf bin Yahya Albuwaiti
  10. Abdullah bin Zubair bin Isa Abu Bakar Al Humaidi
  11. Rabi' bin Sulaiman
  12. Abu Hatim
  13. Al Hafidh Ad Darimi
  14. Imam Ahmad bin Hambal
  15. Al-Qa’nabi
  16. Abu Amr Adh-Dhariri
  17. Abu Tsur Alkalbi Al Baghdadi
  18. Abu Walid Ath-Thayalisi
  19. Sulaiman bin Harb
  20. Abu Zakariya Yahya bin Ma’in
  21. Ibnu Abi Hatim
  22. Abu Khaitsamah
  23. Zuhair bin Harb
  24. Ad-Darimi
  25. Abu Ustman Sa’id bin Manshur
  26. Ibnu Abi Syaibah

Penerus

Adapun murid-murid Imam Abu Daud antara lain:

  1. Imam Nasai 
  2. Ibnu Al Qadhi Ibnu Suraij 
  3. Ibnu Mundzir
  4. bnul Qoshi
  5. Abu Ishaq Al Marwazi
  6. Imam Turmudzi
  7. Abu Ubaid Al Ajury
  8. Abu Thoyib Ahmad bin Ibrohim Al Baghdady (Perawi sunan Abi Daud dari dia).
  9. Abu `Amr Ahmad bin Ali Al Bashry (perawi kitab sunan dari dia).
  10. Imam Ad-Daruquthni
  11. Abu Bakr Ahmad bin Muhammad Al Khollal Al Faqih.
  12. Al Mas'udi
  13. Isma`il bin Muhammad Ash Shofar.
  14. Abu Bakr bin Abu Daud (anak dia).
  15. Zakariya bin Yahya As Saajy.
  16. Abu Bakr Ibnu Abid Dunya
  17. Ahmad bin Sulaiman An Najjar (perawi kitab Nasikh wal Mansukh dari dia).
  18. Ali bin Hasan bin Al `Abd Al Anshory (perawi sunan dari dia).
  19. Ibnu Abid Dunya
  20. Muhammad bin Bakr bin Daasah At Tammaar (perawi sunan dari dia).
  21. Al Qaffal Al Kabir Asy-Syasyi
  22. Abu `Ali Muhammad bin Ahmad Al Lu`lu`y (perawi sunan dari dia).
  23. Muhammad bin Ahmad bin Ya`qub Al Matutsy Al Bashry (perawi kitab Al Qadar dari dia).


Baca Juga:   Biografi Abdullah bin Zubair bin Isa Abu Bakar Al Humaidi

Teladan

Dalam hal berpakaian, Abu Daud mempunyai kebiasaan yang cukup unik. Ia mempunyai baju yang salah satu lengannya lebar dan yang satunya sempit. Apabila ada yang bertanya mengenai hal itu, ia pun menjawab, “Lengan yang lebar ini untuk membawa kitab. Adapun yang satunya tidak diperlukan untuk itu.” Abu Daud adalah seorang figur ulama yang sangat memuliakan ilmu dan para penuntut ilmu. Adalah Abu Bakar bin Jabir, pembantu Abu Daud yang setia ini pernah menjadi saksi sifat terpuji yang dimiliki Abu Daud tersebut.

Abu Bakar berkisah, “Aku pernah menemani Abu Daud di kota Baghdad. Tatkala kami usai mengerjakan shalat Maghrib, datanglah amir (penguasa) Abu Ahmad Al-Muwaffaq ke rumahnya. Setelah masuk rumah, Abu Daud pun datang menemuinya. Abu Daud bertanya, ‘Apa gerangan yang mendorong amir datang malam-malam begini?’ Amir pun menjawab, ‘Ada tiga urusan yang mendorongku datang ke sini.’ ‘Urusan apa?’ tukas Abu Daud. Ia pun berkata, ‘Hendaknya anda pindah ke Bashrah lalu menjadikannya sebagai tempat tinggal supaya para penuntut ilmu berdatangan kepada anda. Dengan demikian, Bashrah akan menjadi makmur lagi karena sesungguhnya kota tersebut telah hancur dan ditinggalkan penduduknya karena peristiwa Zanji. Ini yang pertama.’ Katanya. ‘Kemudian yang kedua anda meriwayatkan kitab sunan kepada anak-anakku.’ ‘Baik, coba sebutkan yang ketiga.’ Pinta Abu Daud. Amir pun berkata, ‘Anda membuat majelis tersendiri untuk mereka.

Karena anak-anak penguasa tidak pantas duduk-duduk bersama rakyat jelata.’ Mendengar permintaan itu, Abu Daud dengan tegas menyatakan, ‘Adapun permintaan yang ketiga ini tidak bisa aku penuhi. Karena seluruh manusia itu sama statusnya dalam menuntut ilmu.’” Ibnu Jabir menuturkan, “Sejak saat itu, anak-anak penguasa itu hadir di majelis kerumunan orang-orang awam dengan tirai pemisah dan mendengarkan hadits bersama mereka.” Beliau pun tinggal di Bashrah setelah tewasnya Az-Zanji dan menyebarkan ilmu agama di tempat tersebut. Namun demikian, ia sering mengunjungi Baghdad untuk bersua dengan Imam Ahmad. Abu Daud pernah memaparkan kitabnya kepada Imam Ahmad dan dinilai baik olehnya.

Abu Daud adalah seorang ahli hadits dan ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Mengenai hal ini Adz-Dzahabi rahimahullah berkata, “Abu Daud di atas manhaj (jalan) salaf terutama dalam hal mengikuti sunnah.”

Perkataan Para Ulama tentang Abu Daud

Kepakaran Abu Daud dalam bidang hadits telah diakui oleh sekian banyak ulama besar di masanya maupun setelahnya. Ia menguasai kurang lebih lima ratus ribu hadits, Subhanallah! Ini menggambarkan hafalannya yang sangat kuat. Secara karakter, ia disebut-sebut sebagai ulama sangat mirip dengan Imam Ahmad yang merupakan salah satu gurunya. Sebagian ulama yang menyatakan bahwa Abu Daud mempunyai kemiripan dengan Imam Ahmad. Suatu hal yang wajar karena Imam Ahmad adalah salah satu guru besarnya di Baghdad.

Abu Bakar Al-Khallal rahimahullah berkata, “Abu Daud adalah seorang imam yang menonjol di zamannya.”

Ahmad bin Muhammad bin Yasin berkata, “Abu Daud adalah salah seorang penghafal hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kandungannya, penyakit dalam riwayatnya, dan sanadnya. Beliau memiliki ibadah, kehormatan diri, kebaikan, dan sikap wara’[2] yang tinggi.” Ibrahim Al-Harabi rahimahullah berkata, “Tatkala Abu Daud menulis kitab Sunan, hadits telah dilunakkan (yakni dimudahkan,red.) bagi Abu Daud sebagaimana besi dilunakkan untuk Nabi Daud.” Sungguh ungkapan yang tidak berlebihan, Allah telah memudahkan Abu Daud untuk menyusun kitab Sunannya hingga manfaatnya bisa dirasakan oleh kaum muslimin sampai detik ini.

Muhammad bin Makhlad berkata, “Tatkala Abu Daud selesai menulis kitab Sunan kemudian dibacakan kepada kaum muslimin, sejak saat itulah kitabnya seolah-olah menjadi mushaf bagi para ahli hadits. Mereka menyetujui keberadaan kitab tersebut dan tidak menyelisihinya. Mereka juga mengikrarkan pengakuan terhadap hafalan dan keunggulannya.” Al Hafizh Musa bin Harun berkata, “Abu Daud tercipta di dunia untuk hadits dan di akhirat untuk surga[3]. Aku belum pernah melihat ulama yang semisal dengannya.”

Ibnu Hibban berkata, “Abu Daud adalah salah seorang ulama [yang menguasai ilmu seluruh] dunia secara kefakihan, keilmuan, hafalan, ibadah, dan sikap wara’nya. Ia mengumpulkan hadits, membuat karya tulis dan membela sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Abu Abdillah Al-Hakim berkata, “Abu Daud adalah imamnya ahli hadits pilih tanding di zamannya.”

Baca Juga:   Biografi Abu Ya'qub bin Yusuf bin Yahya Albuwaiti

Karya

Abu Daud menciptakan karya-karya yang bermutu, baik dalam bidang fiqh, ushuluddin, tauhid dan terutama hadits. Kitab Sunan Abu Daud adalah yang paling banyak menarik perhatian, dan merupakan salah satu di antara kompilasi hadits hukum yang paling menonjol saat ini.

Tentang kualitasnya ini Ibnul Qayyim Al-Jauziyah berkata, "Kitab sunannya Abu Daud Sulaiman bin Asy’ats As-sijistani rahimahullah adalah kitab Islam yang topiknya tersebut Allah telah mengkhususkan dia dengan sunannya. Di dalamnya banyak pembahasan yang bisa menjadi hukum di antara ahli Islam, maka kepadanya hendaklah para mushannif mengambil hukum, kepadanya hendaklah para muhaqqiq merasa ridha.

Karena sesungguhnya ia telah mengumpulkan sejumlah hadits ahkam dan menyusunnya dengan sebagus-bagus susunan, serta mengaturnya dengan sebaik-baik aturan. Beliau bersikap hati-hati dengan membuang sejumlah hadits dari para perawi majruhin dan dhu’afa. Semoga Allah melimpahkan rahmat atas mereka dan memberikannya pula atas para pelanjutnya."

Karya-karya Imam Abu Daud antara lain:

  1. Kitab As-Sunan (Sunan Abu Daud)
  2. Kitab Al-Marasil, Kitab Al-Qadar
  3. An-Nasikh Wa Al-Mansukh
  4. Fada'ilul A’mal
  5. Kitab Az-Zuhud
  6. Dalailun Nubuwah
  7. Ibtida’ul Wahyu
  8. Ahbarul Khawarij.


Sumber: 1. https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/11/08/09/lpno5t-para-perawi-hadits-imam-abu-dawud-sang-pencinta-ilmu                                 2. https://www.atsar.id/2017/11/biografi-imam-abu-dawud.html

Chart Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad guru Abu Daud dapat dilihat DI SINIdan chart silsilah sanad murid beliau dapat dilihat DI SINI.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 05 Mei 2021, dan terakhir diedit tanggal 07 September 2022.

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya