Ketika Penyair Palestina Mahmoud Darwish Ungkapkan Kritik Keras Soal Nasionalisme yang Timpang dengan Keadilan Sosial

Laduni.ID, Jakarta - Mahmoud Darwish dikenal sebagai salah satu budayawan dan penyair paling berpengaruh di dunia Arab modern. Syair-syairnya bukan sekadar karya sastra, tetapi menjadi nyanyian hati rakyat Palestina yang terus memperjuangkan kemerdekaan. Sosok penyair ini wafat pada tahun 2008 di Amerika Serikat, meninggalkan warisan kata-kata yang terus hidup hingga kini. Syair-syairnya tak lekang oleh waktu, selalu menginspirasi.
Salah satu ungkapannya yang paling terkenal sekaligus pedih berbunyi:
الوطن للأغنياء
والوطنية للفقراء
“Negara adalah milik orang-orang kaya, sedangkan nasionalisme hanyalah teriakan orang-orang faqir (miskin).”
Di sini Mahmoud Darwish mengaitkan istilah الوَطَن (al-wathan – negara) dengan mengidentikan kepada orang-orang kaya dan الوَطَنِيَّة (al-wathaniyyah – nasionalisme atau cinta tanah air) dengan mengidentikan kepada orang-orang miskin. Sekilas terdengar sederhana, enak dibaca, tapi terasa nyelekit. Tidak lain hal itu memang benar-benar menggambarkan keadaan yang dihadapinya.
Ungkapan tersebut memang tajam. Mahmoud Darwish menyinggung kenyataan bahwa di banyak negara, kekuasaan dan sumber daya sering kali terkonsentrasi di tangan segelintir orang kaya. Sementara rakyat kecil hanya diwarisi jargon nasionalisme yang lebih banyak berhenti pada slogan. Bagi sebagian orang, ungkapan ini bisa terdengar seperti kritik ala sosialisme. Dan benar, ada kesan kuat di sana. Tetapi masalah muncul ketika sosialisme kemudian diseret-seret ke arah komunisme dan anti-agama.
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...