Antara Dunia dan Akhirat

Laduni.ID, Jakarta - Sebenarnya para waliyullah tersebut dalam memandang dunia, sama. Zuhud adalah dasar utama untuk mengantisipasi kecintaannya kepada dunia. Tetapi tidak berarti meninggalkan syariat. Siapakah yang tidak ingin berzakat dan berhaji? Keduanya memerlukan dunia sebagai sarana duniawi.
Jelasnya, waliyullah tidak meninggalkan syariat Yang Mahakuasa dan Rasul-Nya. Ikhtiar sebagaimana layaknya manusia hidup. Mereka mengerti, sungguh, dunia ini menyebabkan kelalaian dan kesombongan. Dari itu mereka menjauhkan hatinya dari cinta dunia.
- Baca juga: Meneladani Kezuhudan Gus Dur
Tiada kecintaan terkecuali kepada Sang Pencipta dan Rasul-Nya. Karena itu hanya keabadian yang dicintainya. Berbeda dengan dunia yang tiada berkekekalan. Setiap wali, setinggi apa pun ketinggian derajat yang diperolehnya, tetap merasa fakir di sisi-Nya. Karamah yang luar biasa bagi mereka justru makin membuat malu kepada AI-Khalik. Apa artinya dunia ini dibandingkan dengan derajat serta karamah dan kedekatan kepada Allah SWT sehingga dia diangkat sebagai para kekasih-Nya.
📖 Artikel Lengkap Tersedia untuk Member
Untuk membaca artikel lengkap dan mengakses semua fitur, silakan login atau daftar sebagai member.
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...