Nasib Manusia Siapa yang Tahu

 
Nasib Manusia Siapa yang Tahu
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Laduni.ID, Jakrata – Pelajaran tauhid yang sangat bernilai sebagai pelajaran hidup. Dahulu kala, ada seorang petani miskin yang memiliki seekor kuda putih yang sangat cantik dan gagah. Suatu hari, ada seorang saudagar kaya datang ingin membeli kuda itu dan menawarnya dengan harga yang sangat tinggi.

Tapi sayang, si petani miskin itu tidak mau menjualnya. Lalu teman-temannya menyayangkan dan mengejek karena dia tidak menjual kudanya. Keesokan harinya, kuda itu menghilang dari kandangnya. Maka teman-temannya berkata, "Sungguh jelek nasibmu, padahal kalau kemarin kamu jual kamu pasti sudah kaya, sekarang kudamu telah hilang entah kemana."

Tapi si petani miskin hanya diam saja tanpa komentar. Namun beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali, bersama dengan lima ekor kuda liar lainnya.

Lalu Teman-temannya Berkata, "wah, beruntung sekali nasibmu, ternyata perginya kudamu membawa keberuntungan." Dan si petani tetap hanya diam saja.

Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda baru mereka terjatuh dan kakinya patah. Lalu teman-temannya berkata, "rupanya kuda-kuda itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah." Si Petani itu tetap diam tanpa komentar.

Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani itu karena tidak bisa berjalan. Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis, "beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-anak kami."

Barulah Si Petani Kemudian Berkomentar, "janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dengan mengatakan nasib baik atau jeleknya. Semuanya ini adalah suatu rangkaian proses yang belum selesai.”

Syukuri dan terima keadaan yang terjadi saat ini. Apa yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok. Apa yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok. Tetapi yang pasti, Allah paling tahu yg terbaik buat kita.

Bagian kita adalah mengucapkan syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam hidup kita ini. Jalan yang dibentangkan Allah belum tentu yang tercepat, bukan pula yang termudah, tapi sudah pasti yang terbaik.

 

Sumber: https://www.facebook.com/groups/263617174966261/permalink/492602948734348