Antara Berkhidmah dan Bersyukur

 
Antara Berkhidmah dan Bersyukur
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID Jakarta - Orang bahagia adalah orang yang pandai bersyukur. Karena dia selalu merasa cukup atas apa yang diberikan oleh Allah SWT dan merasa sudah selesai dengan urusan dirinya sendiri.

Orang yang telah selesai dengan dirinya sendiri, selanjutnya pasti akan memberi manfaat kepada pihak lain. Dia bermental kaya, mental pemberi. Bukan mental kere, yang suka menuntut, dan meminta.

Sedikit atau banyak apa yang diperoleh, apa yang telah dimiliki, hatinya akan selalu menerima. Mereka beriman, ridho atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Hakikatnya, setiap orang Mukmin itu memahami bahwa ilmu, harta dan jabatan adalah wasilah untuk berkhidmah, untuk meraih ridho Allah SWT. Mereka berkhidmah, dengan ketundukan dan penuh keikhlasan.

Sebaliknya, orang yang selalu merasa kurang dan menuntut banyak hal, pasti masih disibukkan dengan urusan dirinya sendiri. Jika demikian adanya, bagaimana bisa dia berempati atau memberikan manfaat kepada orang lain?

Orang yang merasa tidak pernah cukup, mudah terjerumus pada sifat tamak. Sifat ini tumbuh akibat mencintai materi, takut kehilangan sebagian hartanya, dan berhasrat untuk menambah lebih banyak lagi terus menerus.

Diterangkan bahwa sifat tamak merupakan salah satu penyakit akhlak yang cukup berbahaya dan bisa merusak tatanan agama seseorang. Sifat ini merupakan sumber keburukan. Jika sifat ini ada pada seseorang, maka bisa dikhawatirkan bahwa orang tersebut akan berbuat dengan mudah untuk melakukan kecurangan, menipu, korupsi, mengharapkan fasilitas berlebihan, dengki, serakah, dan nafsunya tak bisa dikendalikan karena mempunyai keinginan yang terus dituruti. Pada saat yang sama, orang yang demikian itu akan cenderung acuh tak acuh pada orang lain, dan sangat kikir atau pelit dalam bermasyarakat. 

Dengan demikian, antara berkhidmah dan bersyukur itu harus selalu beriringan. Tidak bisa dipisahkan. Khidmah tidak akan ada artinya tanpa rasa syukur. Dan syukur itu menjadi ruh yang selalu mengiringi khidmah dalam kebaikan setiap orang yang beriman.

Karena itu, mari kita tetap semangat berkhidmah dalam bidang kebaikan yang dimiliki masing-masing. Khidmah itu tentu akan bermanfaat dan memicu rasa syukur. Dan jika kita dapat memberikan manfaat kebaikan kepada orang lain, maka akan memberikan arti bahwa kita ada! []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 04 Juni 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

Penulis: Ahmad Zaini Alawi (Khodim Jamaah Sarinyala)

Editor: Hakim