Apa Sih Rahasia di Balik Perintah Mandi Besar Usai Jima'? Simak di Sini

 
Apa Sih Rahasia di Balik Perintah Mandi Besar Usai Jima'? Simak di Sini
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Mbah Kyai Sholeh Darat dalam Lathoifut Thoharoh Wa Asrorus Sholah meriwayatkan:

Satu hari ada sepuluh orang Yahudi yang mengajak debat Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Kesepuluh orang Yahudi ini heran dengan syariat Kanjeng Nabi SAW, "Hei Muhammad, syariatmu ini aneh, kita semua tahu mani itu barang suci sedangkan pipis dan BAB itu barang yang najis. Lha kok syariatmu malah mengharuskan mandi besar saat keluar air mani yang jelas suci dan hanya mengharuskan wudhu seusai pipis dan BAB yang jelas najisnya? Apa gak kebalik syariatmu itu?"

Kanjeng Nabi SAW dawuh, "Sesungguhnya bapak kita, Nabi Adam AS, setelah memakan buah syajaroh yang terlarang dari surga, maka sari-sarinya merasuk dan tersimpan ke dalam otot terhalus dan ujung rambut. Maka dari itu, tiap manusia punya saripati buah syajaroh warisan Nabi Adam dalam darahnya. Saat jima', manusia sekaligus menurunkan saripati buah syajaroh tersebut pada anaknya kelak. Dari situlah kemudian muncul rasa nikmat dalam jima'. Karena itu, Gusti Allah mewajibkan manusia agar mandi seusai keluar air mani dengan tujuan agar suci lagi jiwa raga manusia, juga sebagai kafarot (denda) dan agar manusia bersyukur atas nikmatnya jima'"

Dari hadits ini disimpulkan:

1. Buah Syajaroh itu paling nikmatnya buah di surga.

2. Bahwa kenikmatan dalam jima' itu berasal dari saripati buah syajaroh yang diwariskan dari Nabi Adam dan Siti Hawa.

3. Karena buah syajaroh itu terlarang untuk dimakan, maka Nabi Adam dan seluruh manusia yang punya saripati buah syajaroh dalam darahnya, dikenakan kafarot yaitu mandi besar seusai jima'.

4. Karena itu juga, dengan jima' itu artinya di dunia kita telah mencicipi paling nikmatnya buahnya surga. Maka kita harus mewujudkan rasa syukur itu dengan cara mandi besar sesuai perintah Gusti Allah. Maka tidak heran, upacara wujud syukur orang di beberapa daerah, seperti saat menjelang masuk Bulan Ramadhan atau usai cobaan, mereka wujudkan dengan mandi dan memakai wewangi. Meniru apa yang jadi perintah Gusti Allah.

Semoga manfaat.

 

Oleh: Ustadz Fahmi Ali NH