Energi Dzikir Meningkatkan Imun Jiwa Raga

 
Energi Dzikir Meningkatkan Imun Jiwa Raga
Sumber Gambar: ilustrasi dzikir/RODNAE Productions/Pexels/

Laduni.ID Jakarta - Dzikir merupakan ibadah ringan yg bisa dilakukan oleh umat Islam, untuk mengingat kebesaran Allah subhanahu wa ta'ala. Selain meningkatkan keimanan dan taqarrub ilallah, dzikir juga bisa membawa manfaat besar, dalam meningkatkan imunitas jiwa seorang manusia.

Dalam Islam, dzikir berarti mengingat Allah subhanahu wa ta'ala di dalam hati dan menyebut-Nya dgn lidah. Dzikir adalah cara yang sangat ampuh dan sederhana, untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala ketika kita kekurangan waktu, yang membawa banyak manfaat dan kebajikan.

Perintah berdzikir

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًاوَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًاهُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا 

“Wahai orang-orang beriman, berdzikirlah kepada Allah dgn dzikir yang banyak, dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan petang, Dia-lah yang bershalawat atas kamu dan malaikat-Nya, untuk mengeluarkan kamu dari kegelapan menuju cahaya, dan Dia sangat penyayang terhadap orang-orang beriman.” (QS. Al-Ahzab: 41-43)

Baca Juga: Penjelasan tentang Mengubah Bacaan pada Maulid atau Dzikir

Salah satu manfaat berdzikir adalah mendapatkan perlindungan dan keberuntungan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Orang yang senantiasa memuji kebesaran Allah subhanahu wa ta'ala, akan selalu terlindung dari keburukan. Dzikir juga bisa membuka pintu keselamatan dunia akhirat.

Mengaitkan keberuntungan dengan banyak berdzikir dan konsisten di atasnya.

وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Berdzikirlah kepada Allah, sebanyak-banyaknya mudah-mudahan kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah/62: 10)

Regulasi Imun

Selain itu, dgn berdzikir secara istiqamah, insya Allah hati dan pikiran seseorang menjadi lebih rileks dan tenang. Hal ini pula, mendasari pemikiran "psikoneuroimunologi" atau konsep mengenai fungsi "regulasi-imun", untuk mempertahankan "hemeostasis".

Hemeostasis merupakan proses dan mekanisme otomatis, yg dilakukan makhluk hidup, untuk mempertahankan kondisi konstan, sehingga tubuh terus berfungsi dgn normal dan stabil, meski terjadi perubahan lingkungan internal atau eksternal (di dalam atau di luar tubuh) manusia.

Energi Positif dan Negatif

Setiap manusia memiliki energi. Yang mana energi tersebut terbagi menjadi dua jenis, yaitu energi positif dan energi negatif. Nah, untuk energi negatif ini merupakan kekuatan tak terlihat yang bisa membuat hidup manusia jadi lebih sulit. Biasanya akan mempengaruhi suasana hati maupun perilaku.

Sedangkan energi posfitif adalah kebalikannya. Banyak yg mendambakan memiliki energi positif untuk meningkatkan hidup lebih berarti. Meskipun pada kenyataannya, energi negatif akan selalu ada di tubuh manusia. Yang membedakan adalah besar dan kecilnya.

Mengenai energi negatif, ada kalanya seseorang mengalami gelombang emosi negatif atau pikiran yg tiba-tiba di mana tubuh, pikiran, dan jiwanya bereaksi terhadap hal-hal yang buruk. Biasanya, adanya energi negatif berujung pada depresi. Meskipun tidak menutup kemungkinan memiliki efek lain yang tak kalah merugikan.

Tanda-tanda berikutnya adalah sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga tubuh sering sakit, atau kerap terjadi infeksi virus berbahaya. Tiba saatnya, kita akan mudah terserang infeksi, seperti kulit, infeksi saluran pernapasan, dan lain sebagainya. Ini adalah bentuk dari penurunan sistem kekebalan tubuh lantaran terlalu banyak energi negatif yang mengelilingi kita.

Cara Peningkatan Imunitas

Dalam suatu riset, Keajaiban Dzikrullah Terhadap Imunitas Tubuh, kondisi psikis kadar hormon dan imunitas ini, memiliki kaitan yg erat sekali. Allah subhanahu wa ta'ala menitipkan tubuh penuh dgn potensi bahaya. Dari beberapa riset, diketahui, tidak kurang dari 1,5 juta bakteri ada dalam 1 cm kulit manusia. Yang Allah subhanahu wa ta'ala titipkan, bukan hanya yang berbahaya, tapi juga ada yang menjadi pelindung.

Baca Juga: Sambut HUT RI, MDHW Kembali Dzikir di Istana

Ada tujuh cara meningkatkan imunitas tubuh manusia. Yaitu sikap yang selalu bersyukur kepada Allah, berbaik sangka kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan sesama manusia, mengeluarkan infaq atau sedekah,  selalu tersenyum, meyakini selalu ada jalan kemudahan dari Allah subhanahu wa ta'ala, berpuasa, dan dzikirullah secara istiqamah dan mudawamah.

Energi Dzikir Dan Pasien

Dari penelitian-penelitian yang ada, diketahui ketika seseorang kondisi hatinya tenang dan bisa mengelola stres, maka imun yang dimiliki akan meningkat lebih kuat dan lebih kebal terhadap perubahan buruk penyakit.

Secara tidak langsung, dzikir berpengaruh pada kualitas relaksasi, ketenangan, dan kualitas tidur. Pengendalian 'mood' juga berpengaruh pada sistem imun dalam tubuh.

Contoh : ada suatu penelitian dilakukan kepada seorang pasien, yang akan melakukan operasi. Sebelum operasi disuruh mengucapkan dzikir kalimat 'Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahu akbar' berulang-ulang selama kurang lebih 30 menit, hasilnya sungguh menakjubkan, ternyata diketahui respon stres pasien tsb menurun dua kali lipat lebih rendah dari sebelumnya.

Totalitas Dzikir

Sebenarnya, laku dzikir itu sederhana, tergantung kemauan yang melakukan, namun sarat makna yang luar biasa. Dzikir menandakan bahwa seorang hamba hanya pasrah kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan menjadikan Allah subhanahu wa ta'ala sbg tempat bersandar. Dzikir, wirid dan doa memang memiliki energi yg dipancarkan Allah subhanahu wa ta'ala, dalam bentuk nur (cahaya). Nur Allah subhanahu wa ta'ala itu merupakan energi mutlak, yang mengalahkan semua energi lainnya. Sifat energi yang bersumber dari Nur Allah subhanahu wa ta'ala, itu bermacam-macam. Ada yang halus, lembut, keras, kasar, lentur, panas, dingin dan lainnya.

Dzikrullah adalah cara terbaik untuk memulihkan kekuatan kita, mengakses sumber daya tanpa batas yg ada di sisi Allah subhanahu wa ta'ala, asalkan dzikir yg kita dilakukan dgn ikhlas dan pasrah sepenuh-penuhnya kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Sudah lupa dan tidak perduli lagi apakah doanya dikabulkan, karena telah larut dalam kenikmatan dzikrullah. Saat seperti itu, kita memasuki wilayah kepasrahan total-mutlak kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Bioenergi Dzikir

Seluruh rangkaian kegiatan rutinitas dzikir, yang kita lakukan, dimaksudkan bertujuan untuk mencari ridho Allah subhanahu wa ta'ala semata. Dalam membahas hubungan dzikir dan fisika, energinya zikir tsb kita sebut dgn "bioenergi", yang artinya energi hidup yang terus menerus mengalir dan menyusupi kedalam struktur anatomis dari suatu anatomi dan fisiologi tubuh pedzikir dan termasuk juga kedalam sistem atmosfir disekitar pedzikir (lingkungannya).

Selanjutnya, dalam pelaksanaan dzikir oleh pedzikir, maka yang terjadi dalam prosesnya adalah fisika klasik (newtonian) yaitu fisika mekanika atau biomekanika dan fisika kuantum kita sebut juga dengan istilahnya adalah fisika einstein, bahwa setiap benda yang bergerak atau diam didalam tubuh pedzikir, akan memiliki atau mengeluarkan energi atau bioenergi.

Baca Juga: Sambut Tujuhbelasan, KH Ma'ruf Amin Gelar Dzikir Kebangsaan di Istana

Oleh karena dzikir itu sendiri adalah sebuah bioenergi, dan bernilai kuantum, maka disebutkan bahwa peristiwa pedzikir tersebut telah melaksanakan loncatan pemercepat (accelarator) yang disebut fisika kuantum bioenergi.

Dari peristiwa demikian dzikirullah secara istiqamah dan pasrah ikhlas karena Allah subhanahu wa ta'ala, maka daya fisika kuantum bioenergi bergerak intensitas secara terus menerus ada dan kontinyu, seterusnya terus mengalir menyusupi sampai kedalam mikro dan nano struktur anatomis dan memiliki dampak  fisiologis dalam tubuh manusia yg dilalui dalam proses berdzikir tsb.

Selanjutnya, daya energi tsb, dapat segera memancarkan dan menghubungkan energinya ke semua arah sel-sel tubuh serta seluruh aspek diluar tubuh pedzikir yang dilaluinya (environment  sekitarnya).

Dari deskripsi diatas maka diketahuilah bahwasanya semua yg tampak (kalimah Allah) berasal dari sesuatu yang tidak tampak (fenomena nur ilahiyah = nur 'alan nur). Dan semua yang bisa dilihat berasal dari sesuatu yang tidak bisa dilihat juga.

Oleh sebab itu, semakin cepat pergerakan kalimah dzikir terutama dzikir Allah, yang di lafazhkan pedzikir, maka fisika bioenergi kuantum yang dikeluarkan tersebut semakin halus, semakin sangat terhalus dan seterusnya, sampai tidak tampak pula lagi dengan penglihatan kasat mata.

Dengan demikian pedzikir selalu berada dalam posisi yang sangat menguntungkan. Sebab menurut konsep keagungan dzikir, fadhilahnya dan keutamaan kalimah thayyibah, kalau diamalkan pedzikir bisa membentengi dirinya. Meraih segala apa yg diharapkan, akan lapang hidupnya serta akan cerdas dan seperti hasil analisis diatas yakni dapat mencapai kepuasan dan kesuksesan serta kebahagiaan lahir dan batin di dunia maupun diakhirat kelak.Insya Allah dgn ridhoNya pula.

Baca Juga: Haul Syekh AHmad Khatib Harapkan Dapat Menebar Dzikir dan Sholawat di Bumi Sambas

Jangan Berhenti

Oleh itu melalui sarana ini diharapkan pedzikir janganlah sekali-kali berhenti untuk berdzikir, karena dzikir menjadi bioenergi yg menguatkan bioenergi pedzikir sendiri. Melalui proses berdzikir, pedzikir telah membuka pintu untuk menyelaraskan jiwa dan raga (lahir dan batin) serta alam semesta / universal yang penuh dengan karunia Allah subhanahu wa ta'ala.

Seluruh isi alam, penuh dengan variasi bentuk dan sifatnya mengandung energi. Satu dengan lainnya saling berkait, saling mendukung sesuai dengan kadar kapasitas yang diperlukan dalam keselarasan yang didasari pada keta’atan dalam keteraturan wajib sehingga terbentuk keharmonisan dalam keabadian.

Manusia, salah satu bagian isi alam memiliki peran sangat penting terhadap keselarasan dan keharmonisan elemen-elemen alam semesta, terutama pada dirinya sendiri yang merupakan miniataur isi alam semesta. Pada dirinya memiliki dimensi “basyar” dan dimensi “ruh”. Masing-masing dimensi sudah mengandung energi kehidupan luar biasa dahsyatnya, jika keduanya difungsikan paralel, seiring sejalan sesuai dengan kata kunci setiap dimensi

Sehingga hidup dalam keseimbangan karena  berjuta-juta dan bahkan bermiliar-milyar sel dalam tubuhnya saling berinteraksi dan bersinergi, sehingga mencapai kondisi yang damai dan harmonis dalam diri dgn lingkungannya, serta dalam hidup dan kehidupan ini.

Perbanyak Dzikir

Seorang muslim membutuhkan Allah subhanahu wa ta'ala setiap saat. Maka, Allah subhanahu wa ta'ala memperkenankan setiap hamba untuk berdoa dan meminta pertolongan dan segala sesuatu kebutuhan kepada-Nya.  Allah subhanahu wa ta'ala memberikan segala kebutuhan manusia dalam menjalani hidupnya. Meski demikian, manusia diminta untuk memintanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala dgn cara berdzikir dan berdoa. Seperti janji Allah subhanahu wa ta'ala dalam Surat Al Mukmin ayat 60, “Mintalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan”

Mumpung ada kesempatan, jadilah kita sbg hamba Allah subhanahu wa ta'ala yg memiliki dan menggunakan akal sehat secara sadar, dgn memperbanyak doa dan dzikir kepad-Nya

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.” (QS. An-Nisa/4: 103)

Orang yg berdzikir, bahwa mereka adalah orang yang mampu mengambil manfaat dari ayat-ayatNya, dan mereka adalah orang-orang yang berakal, bukan selain mereka.

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda2 bagi orang2 yg berakal, (yaitu) orang-orang yg mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring.” (QS. Ali Imran/3: 190-191)

Baca Juga: Dzikir dan SHolawat Hijrah Fi Sabilillah

Sebagai orang yg mengaku beriman, kita harus terus melakukan upaya-upaya batiniyah, memperbanyak dzikir dan doa kepada Allah subhanahu wa ta'ala sbg upaya batin, khususnya melawan pandemi virus covid-19, tetap harus melakukan ikhtiar sebagai bentuk doa nyata lahiriyah, sebagai wujud keyakinan kepada-Nya.

Wallahu a'lam Bish Shawab

---------
Oleh: Al-Faqir Ahmad Zaini Alawi Khodim Jama'ah Sarinyala Kabupaten Gresik
Editor: Nasirudin Latif