Pentingnya Ilmu dalam Beragama

 
Pentingnya Ilmu dalam Beragama
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Ilmu adalah pondasi dasar seseorang dalam melakukan sesuatu, baik itu urusan dunia maupun akhirat. Tanpa adanya ilmu, seseorang akan tersesat mengarungi luasnya ilmu pengetahuan. Terlebih, jika beragama tanpa didasari ilmu yang jelas.

Semangat beragama jika tanpa didasari dengan ilmu akan berpotensi menyebabkan kerusakan. Semangat beribadah jika diperoleh bukan melalui ilmu, maka ibadahnya akan sia-sia. Sepenting itulah ilmu bagi seorang muslim.

KH. Taufik Damas, Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta, melalui kisahnya beliau menjelaskan tentang pentingnya ilmu dalam beragama.

KH. Muhammad Taufik Damas

Sejak subuh tadi, saya teringat satu bait syair yang sangat saya hapal sejak di pesantren dulu. Bait syair ini ada di dalam kitab Matan Zubad, karya Ibnu Ruslan Asy-syafii:

وَكُلُّ مَنْ بِغَيْرِ عِلْمٍ يَعْمَلُ – أَعْمَالُهُ مَرْدُوْدَةٌ لاَ تُقْبَلُ

"Setiap orang yang beramal tanpa didasari ilmu, maka amal-amalnya akan ditolak, tidak akan diterima."

Dulu kami memahaminya sangat sederhana: bahwa orang ibadah tanpa ilmu, maka ibadahnya sia-sia.

Ternyata makna bait syair ini tidak sesederhana itu. Ini menunjukkan betapa pentingnya orang beragama didasari oleh ilmu-ilmu keagamaan yang benar.

Tanpa didasari ilmu, keberagamaan menjadi gersang dan tidak menyenangkan. Justru keluar menjauh dari inti ajaran agama itu sendiri.

Kita bisa lihat faktanya dalam kehidupan sekarang ini. Mereka yang menjalankan agama dengan ilmu, pasti ceria dan menceriakan; mudah dan memudahkan; bahagia dan membahagiakan.

Mereka yang menjalankan ajaran agama tanpa didasari ilmu alias semaunya, berdampak sebaliknya: sering bikin rungsing dalam kehidupan sosial; sebal dan menyebalkan; bahkan ada yang tampak dari raut wajahnya: tidak enak dipandang.

Maka benar sekali apa yang dikatakan oleh Sayyidina Ali Ra., bahwa agama adalah akal sehat. Tidak ada agama bagi mereka yang tidak menggunakan akal sehatnya.

Dikutip dari KH. Taufik Damas


Editor: Daniel Simatupang