Gus Baha: Lafadz Lailahaillah ini Spesial Betul

 
Gus Baha: Lafadz Lailahaillah ini Spesial Betul
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Kalimat Thayyibah adalah kalimat yang spesial, oleh karena itu hendaknya kalimat tersebut dapat diilmukan. Gus Baha berharap agar kalimat Lailahaillah ini dapat diilmukan dalam kehidupan sehari-hari.

Kalimat thayyibah ini spesial karena dimulai dari fa'lam annahu lailahailallah, terusan ayatnya ialah washtagfirli dzambika wal mukmini wal mukminat, dan sejak dulu kalimat ini selalu diilmukan. Oleh karena itu beberapa mahzab, khususnya mahzab Syadzili lebih mendahulukan membaca kalimat lailahaillah, bukan kalimat istigfar.

“Dalam mahzab sadziliah itu lailahaillah dulu, tidak boleh istigfar dulu (karena) alasannya masuk akal, orang yang kafir 70 tahun itu sekali baca lailahailallah itu langsung yukhorlahu maqab salam. Sehingga lailahailallah sendiri sudah punya kekuatan supaya dosa kita diampuni. Qulliladzi na kafaruiyan farlahu maqab salam,” begitulah penjelasan yang Gus Baha sampaikan dalam salah satu pengajiannya.

Seorang kafir akan sah diistigfarkan bila ia sudah melafadzkan kalimat lailahaillah, sebab dengan kalimat lailahaillah orang yang kafir puluhan tahun akan terhapus semua dosanya, hanya dengan melafadzkan kalimat thayyibah.

Gus Baha mengatakan, “Misalnya ada orang kafir mati, sah tidak anak cucunya mengistigfari dia? Tidak sah! Karena belum melafadzkan lailahailallah. Makanya kata Abdul Hasan Assadzili wastagfirli ladzambika bikalimah. Sehingga ini lafadz ini spesial betul.”

Namun, terkadang ada beberapa mursid yang memiliki cara pandang lain. Kalimat thayyibah harus dilafadzkan oleh orang yang suci, sebelum melafadzkan kalimat lailahaillah harus melafadzkan kalimat istigfar. Sehingga ketika melafadzkan kalimat thayyibah ia sudah dalam keadaan suci.

Gus Baha sendiri berpegang pada pemikiran Abdul Hasan Asy-Syadzili. Sebab ketika seorang kafir melafadzkan kalimat thayyibah dan semua dosanya terhapuskan, artinya lailahailallah sendiri sudah bagian dari istighfar.

“Nah, tadi buktinya fa'lam annahu lailahailallah terus wastaghfirli ladzambika walil mukmini wal mukminat, jadi orang sah diistighfari itu setelah dipastikan sah tauhidnya, jadi setelah tauhidnya sah yaitu lailahailallah baru sah diistighfari.”

Filosofi lailahaillah ialah bagaimana membuat semua selain Allah itu tidak Tuhan dan hanya menuhankan Allah semata-mata. Caranya dengan menggunakan logika, seperti yang dikatakan Gus Baha, “Allah itu Tuhan yang begitu fair, untuk menjadi Tuhan Allah mempersilahkan ada kualifikasi Tuhan, jadi boleh dikompetisikan, itu boleh kata Allah. Tidak apa-apa kamu mengaku Tuhan, begitu kata Allah. Tapi kalau mengaku Tuhan paling tidak harus punya reputasilah, ada verifiasinya, dimulai dari apa? Ya kalau jadi Tuhan setidaknya bikin langit bumi, kan aturannya gitu. Jadi kalau daftar bupati ya daftarlah ke KPU, masa tahu-tahu jadi apa? Tuhan! Kemudian tidak punya prestasi bikin langit bumi.”


Editor: Daniel Simatupang