Kisah Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Bertemu Nabi Khidir

 
Kisah Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Bertemu Nabi Khidir
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Cerita ini pernah dikisahkan oleh As-Sayyid Al-Walid Habibana Hasan bin Ja’far As-Segaf dan beliau sendiri yang mengalaminya.

Suatu ketika, semasa Habib Hasan belajar di Pesantren Darul Hadist Malang, beliau dipanggil oleh gurunya untuk membuat teh dua gelas. Lalu Habib Hasan bingung dan terbersit di dalam hati beliau, "kan ga ada tamu kok minta bikin dua gelas teh?" Tapi karena printah guru besar, beliau tetap menurut.

Singkat cerita, jadilah teh itu dibawa ke hadapan guru beliau, yaitu Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih. Saat itu Habib Hasan mengira kalau teh itu adalah untuk beliau berdua. Ternyata dugaannya salah, justru Habib Hasan disuruh keluar.

“Ya Hasan, ente boleh keluar,” kata Habib Abdullah Bilfaqih.

Lalu Habib Hasan keluar sebagaimana diperintahkan. Dari kejauhan Habib Hasan penasaran dan menunggu tamu siapakah gerangan yang akan datang. Tiba-tiba datanglah tukang siomay berpakaian compang-camping dengan mengenakan handuk kecil di lehernya. Lalu tukang siomay itu diciumi kening dan pipinya oleh Habib Abdullah Bilfaqih. Sementara tukang siomay itu memegang jenggot Habib Abdullah Bilfaqih. Melihat hal itu aneh, dalam hati Habib Hasan bertanya-tanya siapakah orang itu yang tampak lancang sekali.

Tidak lama kemudian, karena Habib Hasan perutnya sakit, beliau buru-buru menuju belakang (kamar mandi). Tidak selang lama panggilan adzan berkumandang. Lalu Habib Hasan buru-buru menuju masjid, dan ketika sebelum sampai masjid, tak disangka beliau bertemu gurunya, Al-Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih. Lalu terjadilah percakapan yang cukup menarik antara Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih dengan Habib Hasan.

“Ya Hasan, ke mana tadi ente?”

“Ane ke belakang, Bib, sakit perut.”

“Coba tadi ente sabar sebentar menunggu ane. Ane ajak salaman sama beliau.”

Habib Hasan kaget dan berkata, “kan cuma tukang siomay ya Habib.”

“Enak aje ente. Ente liat pake kaca mata gak? Itu Nabiyullah Khidir yang bertamu ama ane. Kalau beliau pake gamis dan imamah rapih, orang-orang pada mau salaman,” jelas Habib Abdullah Bilfaqih.

Demikianlah peristiwa ini dikisahkan dari mulut ke mulut dan masyhur di kalangan para santri dan pecinta beliau. Peristiwa ini terjadi pada tahun sekitar 1980-an.

Guru Mulia Habib Abdullah Bin Abdul Qodir Bilfaqih lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal 1355 H/1935 M. Beliau wafat pada hari Sabtu 24 Jumadil Awal 1411 H/30 November 1991 dalam usia 56 tahun dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kasin, Kota Malang. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 10 Juli 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Hakim