Belajar Ikhlas Beribadah dari Syeikh Abdul Aziz Ad-Dabagh

 
Belajar Ikhlas Beribadah dari Syeikh Abdul Aziz Ad-Dabagh
Sumber Gambar: Ilustrasi/Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Tugas manusia hidup di dunia ini hanyalah satu, yaitu beribadah kepada Allah SWT. Beribadah dengan ikhlas tanpa mengharapkan apapun dariNya. Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat: 56)

Namun tidak sedikit manusia yang lalai akan itu, manusia melupakan tugas utama mengapa ia diciptakan. Bahkan ada manusia yang beribadah karena takut akan kengerian neraka, serta beribadah semata-mata ingin dimasukkan ke dalam surga.

Ada sebuah puisi yang ditulis oleh seorang sufi perempuan yang sangat masyhur di dunia taswauf, ia adalah Rabi’ah Al-Adawiyah. Seorang perempuan mulia karena kesucian dan rasa cintanya kepada Allah SWT.

Suatu hari dirinya bertanya kepada seseorang tujuan manusia beribadah kepada Allah. lalu orang itu menjawab, “Kita beribadah karena kita takut akan kengerian daripada neraka.” Mendengar jawaban itu Rabi’ah berkata, “Sungguh rendah seorang manusia berbadah kepada Allah hanya karena ia berharap surga dan takut neraka. Lalu bagaimana jika seandainya neraka dan surga itu tidak ada, masihkan kita menyembah Allah?”  

Setelahnya Rabi’ah menulis sebuah puisi yang sangat indah;

Ya Ilahi!

Jika sekiranya aku beribadah kepada Engkau karena takut akan siksa neraka, maka bakarlah aku dengan neraka-Mu.

Dan, jika aku beribadah kepada Engkau karena harap akan masuk surga, maka haramkanlah aku daripadanya!

Tetapi, jika aku beribadah kepada Engkau hanya karena semata-mata karena kecintaanku kepada-Mu, maka janganlah, Ya Ilahi, Engkau haramkan aku melihat keindahanmu yang Azali.

Ada juga kisah dari seorang sufi yang bernama Syeikh Abdul Aziz Ad-Dabagh, beliau merupakan seorang ulama, wali, dan juga ahli ibadah. Suatu ketika malaikat melihat namanya tertera dalam lembaran kitab lauhil mahfudz ada dalam golongan penghuni neraka, lantas malaikat itu datang menemui Syeikh Abdul Aziz Ad-Dabagh dan memberitahukan bahwa dirinya akan menjadi penghuni neraka.

“Wahai Abdul Aziz untuk apa engkau ibadah sampai segitunya sedangkan aku melihat namamu di lembaran lauhil mahfudz engkau adalah penghuni neraka. Mau ibadah gimana pun engkau tetap akan masuk neraka,” kata malaikat itu.

Kemudian ia menjawab, “Wahai malaikat, surga dan neraka bukan urusanku, aku diciptakan oleh Allah swt hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana Allah berfirman, ‘tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu.’ Mau aku masuk surga atau neraka itu hakNya Allah SWT.”

Kemudian malaikat kembali ke lauhil mahfudz dan dilihat namanya dirubah oleh Allah SWT menjadi penghuni surga. Sebab Allah berhak menetapkan kitabullah. Lantas malaikat kembali mendatangi Syeikh Abdul Aziz dan memberitahukan kabar baik tersebut.

Syeikh Abdul Aziz menjawab, “Alhamdulillah, walaupun begitu aku tetap tidak mempunyai kewenangan memilih surge atau neraka, karena itu adalah hak Allah SWT. Aku beribadah hanya untuk menggapai ridha-Nya, jika Allah menghendakiku di neraka, maka itulah tujuanku. Jika aku menjadi penghuni surga, itu adalah ridha-nya Allah.”

Karena takjub dengan keikhlasan Syekh Abdul Aziz dalam beribadah, malaikat memuji beliau, “Ikhlasmu ini lah yang membuat Allah ridha dan merubah namamu menjadi penghuni surga.”

Dengan penasaran Syekh Abdul Aziz bertanya pada malaikat penyebab mengapa dirinya dimasukkan menjadi penghuni neraka, kemudian malaikat menceritakan penyebabnya.

“Engkau ingat ketika engkau masih kecil, ketika umurmu sekitar 15 tahunan. Engkau ingat ketika engkau tidur di kamar tidurmu, kemudian engkau mendengar suara langkah kaki ibumu menuju tempat tidurmu untuk menyuruhmu membeli sesuatu di pasar? Karena engkau mendengar suara langkah kaki ibumu menuju kamarmu, lalu engkau pura-pura tidur padahal engkau sudah bangun agar engkau tidak disuruh pergi ke pasar. Ketika ibumu membuka pintu kamarmu dan melihatmu masih tidur, ibumu merasa kasihan dan tidak jadi menyuruhmu ke pasar. Sebab engkau bohongi ibumu Allah swt murka dan menjadikan namamu sebagai penghuni neraka.”

Mendengar fakta itu, Syeikh Abdul Aziz pun beristigfar memohon ampunan Allah SWT. Semenjak kejadian itu, tidaklah dirinya berceramah kecuali tentang pentingnya berbakti kepada kedua orangtua. Setiap orang yang datang kepada dirinya, selalu ia wasiatkan untuk berbakti kepada orangtua.

Semoga kita semua dapat mengikuti keikhlasan dari Syekh Abdul Aziz dalam beribadah dan rasa cinta Rabi’ah Al-Adawiyah kepada Allah SWT. Amiinn.


Editor: Daniel Simatupang