Gus Baha: Hakikat Orang Hidup

 
Gus Baha: Hakikat Orang Hidup
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Manusia hidup di dunia tidak lebih hanya untuk mencari bekal di kehidupan selanjutnya, karena pada dasarnya dunia hanya sementara sedangkan akhirat adalah kekal dan abadi. Sehingga untuk memaknai kehidupan dengan benar maka diperlukan ilmu hakikat.

“Saya terangkan ilmu hakikat, memang mau tidak mau harus diterangkan dengan ilmu hakikat. Sekarang, kamu (keadaannya) mati apa hidup? Sekarang saat mengaji Tafsir Jalalain ini, hidup? Yakin? Itu salah, ilmu kamu berarti masih ilmu syariat. Kalau cara ilmu hakikat, kamu saat ini mati. Hidupnya nanti, saat sudah mati, jadi kalau sudah di akhirat,” kata Gus Baha dalam unggahan Youtube Ngaji Hijrah.

Gus Baha menjelaskan bahwa manusia akan benar-benar hidup ketika secara fisik mereka telah mati, sebab fisik hanyalah wadah yang bisa hancur kapan saja, sedangkan ruh manusia akan hidup abadi dan itu akan bermula saat ruh tercabut dari fisiknya (mati). Saat itulah kehidupan sebenarnya dimulai.

“Sekarang kan, kamu menganggap uang itu penting, penting sekali! Kelak di akhirat tidak membutuhkan uang. Kamu tahu kalau uang menjadi tidak penting, begitu? Nunggu kelak di akhirat,” dawuh Gus Baha.

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

الناس نيام فإذا ماتوا انتبهوا

“Manusia tertidur, apabila mati maka baru terjaga.”

Dijelaskan dari hadis di atas, ketika manusia tertidur maka dia dalam kondisi tidak sadar, dan manusia akan sadar jika ia dalam keadaan terjaga. Di dunia, manusia akan menganggap uang, jabatan, koneksi dengan orang penting adalah sesuatu yang berharga dan penting. Namun kelak di akhirat, mereka baru tersadar jika hal yang paling penting di dunia adalah shalat.

“Ternyata di akhirat yang paling penting itu sholat. Karena, uang tidak penting, pengaruh juga tidak penting, umat atau santri seperti kamu, juga tidak penting. Seandainya, saya orang alim tidak diwajibkan mengajar, saya tidak mau mengajar. Berhubung wajib, ya terpaksa saya lakukan,” jelas Gus Baha.


Editor: Daniel Simatupang