Gus Nadir: Perpindahan Itu adalah Upaya Mencari dan Menjelajahi Hikmah

 
Gus Nadir: Perpindahan Itu adalah Upaya Mencari dan Menjelajahi Hikmah
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Manusia itu tidak selalu berjalan lurus, baik langkah fisiknya, pikirannya maupun kalbunya. Ada yang mempengaruhinya untuk pindah atau bergeser dari satu tempat ke tempat lain, dari satu pikiran ke pikiran lain, dari satu hati ke hati lain, dari satu keyakinan ke keyakinan lain.

Perpindahan itu hal yang lumrah. Dan itu bagian dari perjalanan hidup setiap orang, dalam hal mencari yang lebih baik dan lebih hakiki. Maka, seharusnya perpindahan itu dibarengi juga dengan sikap yang lebih bijak. Karena perpindahan itu adalah upaya mencari dan menjelajahi hikmah. Itulah orang yang baik.

Namun ada kalanya Anda menemukan orang yang pindah justru tidak menampilkan sikap arifnya. Ia justru menodai jejaknya dengan memaki dan menjelek-jelekkannya. Sederhana menilai orang seperti ini, bahwa orang itu bermasalah pada dirinya.

Bayangkan Anda diinterview untuk masuk kerja, ketika ditanya pengalaman kerja di kantor sebelumnya, lalu Anda menceritakan kejelekan kantor dan mantan bos Anda. Apa yang ada di benak orang HRD? Hampir dipastikan Anda tidak akan diterima di kantor itu. Jawaban Anda menunjukkan attitude yang buruk; bahwa Anda orang yang bermasalah.

Begitulah yang terjadi pada orang yang memiliki masalah pada dirinya, yang dilihat hanya kesalahan mantannya. Maka tidak heran, orang yang bermasalah itu kalau cerita yang lalu, hanyalah keburukannya.

Ketika pindah kerja, gak ada bagus-bagusnya itu kantor lamanya. Kalau pindah ke lain hati, gak ada manis-manisnya itu mantan. Kalau pindah agama, yang ringan diceritakan adalah semua hal yang buruknya saja.

Tidak usah begitu. Kalau begitu orang justru menilai Anda yang bermasalah.

Oleh: Gus Nadirsyah Hosen


Editor: Daniel Simatupang