Melatih Diri Membalas Hinaan dengan Doa yang Baik

 
Melatih Diri Membalas Hinaan dengan Doa yang Baik
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Kemuliaan itu ada pada karakter seseorang, bukan pada perkataan atau penilaian orang lain terhadapnya. Karena itu, Islam tidak menggunakan parameter status sosial untuk mengukur kemuliaan seseorang, baik pada jabatan, kekayaan maupun nasabnya.

Dan Islam melarang keras memandang rendah orang lain karena status sosialnya. Bahwa Allah lebih dekat pada orang pendosa daripada orang yang merasa lebih mulia dari orang lain. Iblis jatuh pada kehinaan karena perasaan lebih mulianya pada Adam.

Allah menyebut orang yang paling mulia adalah orang yang paling bertakwa. Bisa jadi yang dihina itu justru memiliki kemuliaan di mata Allah SWT. Karena orang bertakwa tidak mungkin merendahkan ciptaan-Nya. Dalam Surat Al-Munafiqun ayat 8 disebutkan:

وَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلۡمُؤۡمِنِینَ وَلَـٰكِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِینَ لَا یَعۡلَمُونَ

“Kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang Mukmin, akan tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahuinya.”

Kita harus paham, bahwa merendahkan orang lain bukanlah merupakan sikap seorang Mukmin sejati. Sedangkan, jalan untuk mendapatkan kemuliaan itu adalah tunduk dan hanya bergantung pada Allah. Jangan membuat ungkapan atau tulisan yang justru menyakiti orang lain.

Rasulullah SAW menyebutkan bahwa, "Seorang muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya.” Karena Islam menginginkan kemuliaan pada setiap pemeluknya dengan menghindari perkataan dan perbuatan yang menyakiti orang lain.

Maka, balaslah hinaan itu dengan doa yang baik! Agar kita tidak jatuh pada kehinaan yang sama. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 05 Oktober 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Prof. Nadirsyah Hosen

Editor: Hakim