Ziarah Makam Syekh Abdul Qohar Ngampel Blora

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah Makam Syekh Abdul Qohar Ngampel Blora
Sumber Gambar: Tribun Jateng/ Rifqi Gozali

Laduni.ID, Jakarta – Masyarakat mungkin belum begitu mengenal nama Syekh Abdul Qohar, sosok ulama penyebar agama Islam di Ngampel, Blora. Bahkan sebagian masyarakat Blora juga belum banyak mengenal beliau.

Syekh Abdul Qohar merupakan salah satu keturunan Kesultanan Demak dari garis Joko Tingkir (Hadiwijaya). Dalam manuskrip setebal 23 halaman berbahasa Arab pegon karya Muhammad Sa’id Hadi Ngadipurwo Blora dijelaskan secara ringkas sejaran dan silsilah Syekh Abdul Qohar, dalam manuskrip tersebut juga terdapat penjelasan terkait hukum berziarah/mengunjungi pekuburan muslim, fadhilah (keutamaan) berziarah dan tata krama dalam berziarah.

Dalam manuskrip tersebut dijelaskan bahwa Hadiwijaya menikah dengan putri Sultan Trenggono dan melahirkan seorang putra bernama Sumahadiningrat. Sumahadiningrat lalu menikah dan memiliki satu putri dan dua putra. Putri itu bernama Nyai Ageng Malduwut (Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban), dan dua putra masing-masing bernama Syeh Abdul Qohar Ngampel Gading dan Kyai Abdullah Mutamakkin Kajen, Kabupaten Pati.

Berikut redaksinya:

“Kacarita wonten setunggale buku, nalika zaman tahun 1511 ing negara Bintara Demak wonten raden ingkang asminipun Raden Trenggono. Kagungan putra istri ingkang dipun garwa kaliyan Raden Jaka Tingkir (putra bupati Pengking) daerah Solo Pajang ingkang asma Raden Hadiwijaya. Raden Jaka Tingkir kagungan putra asmane Sumahadiningrat. Sumahadiningrat kagungan putra asmane Sumahadinegara. Sumahadinegara kagungan putra tiga: Nyai Ageng Malduwut (Rengel Tuban), Mbah Buyut Abdul Qohar (Ngampel Blora), Mbah Abdullah Mutamakkin (Kajen Pati).”

Dalam manuskrip tersebut tidak ada informasi kapan Syekh Abdul Qohar lahir dan wafat, yang ada hanya sejarah saat Syekh Abdul Qohar mengembara dan bertemu dengan salah satu ulama kharismatik dari desa Tambak Selo (sebuah desa di perbatasan Blora – Rembang saat ini) bernama Kiai Nur Faqih.

Karena geram melihat kebiasaan mengembara Syekh Abdul Qohar muda, Kiai Nur Faqih lalu memberikan isyarat kepada Syekh Abdul Qohar untuk menetap di suatu wilayah dan menyebarkan agama Islam. Kiai Nur Faqih memberikan sebuah takir (nasi yang dibungkus daun pisang) kepada Syekh Abdul Qohar dan berpesan agar takir tersebut dihanyutkan di sungai, dan menetap di mana takir itu berhenti. Akhirnya takir tersebut berhenti di suatu wilayah bernama Ngampel Gading.

Di Ngampel Gading itulah Syekh Abdul Qohar menetap bersama salah seorang santrinya dari tanah Sunda. Tak berselang lama, Syekh Abdul Qohar menikahi putri Ki Ageng Selo yang bernama Siti Zulaikho dan memiliki dua putri. Putri pertama bernama Siti Tarwiyah menikah dengan Raden Mas Iskandar (putra Tumenggung Kedu). Putri Kedua bernama Siti Arofah menikah dengan Tumenggung Mayor Tuyuhan (putra Pangeran Sambu dari Lasem, Rembang).

Lokasi Makam

Makam Syekh Abdul Qohar berada di Desa Ngampel, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, tepatnya di belakang di belakang Masjid Baiturrahim Ngampel. Makam Syekh Abdul Qohar berada di salam sebuah cungkup, di dalamnya juga terdapat makam istri, anak, dan menantu beliau.

Keterangan foto: Papan informasi (foto 1), bangunan utama tampak dari luar (foto 2), manuskrip silsilah Syekh Abdul Qohar (foto 3), jalan menuju bangunan utama makam (foto 4), bangunan utama makam (foto 5).

Dilansir dari Tribun Jateng dan Blora News

Sumber foto: Blora News


Editor: Daniel Simatupang