Ziarah di Makam Kyai Asy’ari, Pendiri Pondok Pesantren Keras

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Kyai Asy’ari, Pendiri Pondok Pesantren Keras

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Nama Kyai Asy’ari mungkin jarang terdengar oleh masyarakat di luar Jombang, namun dari garis keturunan beliaulah lahir ulama besar seperti Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Profil

Kyai Asy’ari lahir pada tahun 1830 di Salatiga, walau banyak yang menyebut Kyai Asy’ari lahir di Demak, namun hal tersebut telah diklarifikasi oleh salah satu cicit beliau, KH. Ahmad Labib Basuni. Kyai Asy’ari merupakan anak dari Abdul Wahid bin Abdul Halim, seorang komandan pasukan Diponegoro yang menggunakan nama “Pangeran Gareng”, di bawah Panglima Sentot Alibasyah Prawirodirdjo.

Lokasi Makam

Kyai Asy’ari wafat sekitar tahun 1890 dan dimakamkan di lingkungan Pesantren Keras yang saat ini bernama Pondok Pesantren Al-Asy’ari Keras. Berjarak sekitar 3 kilometer ke arah Barat dari Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, atau sekitar 10 menit perjalanan.

Haul

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Kyai Asy’ari banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Banyuwangi saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di komplek pemakaman pesantren Al-Asy’ari Keras, Jombang.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam Kyai Asy’ari, dimudahkan dalam mencari ilmu, dimudahkan dalam hajatnya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Peninggalan

Mendirikan Pesantren
Kyai Asy’ari juga mendirikan Pondok Pesantren di Desa Keras, Diwek, Jombang. Lewat pesantren inilah beliau dikenal sebagai perintis tradisi keilmuan pesantren di Jombang. Selanjutnya Pesantren Keras diasuh oleh anak dan menantu beliau, KH. Saleh dan KH. Alwi. Pada 1930 Pesantren Keras dikelola oleh KH. Basuni, lalu KH. Salahuddin pada tahun 1970-an, kemudian KH. Ahmad Labib di tahun 1990-an.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang usai ziarah di Jombang di antaranya:
Onde-Onde Kacang Merah, Bolu Plemben, Tahu Pong, Jambu Bol Gondang Manis, Kerupuk Beras, Jenang Kelapa Muda, Manik-manik Kaca, Brondong Ketan,Pia Kacang Ijo.