Wajibkah Syahadat Di Dalam Khutbah Jumat? Berikut Penjelasannya

 
Wajibkah Syahadat Di Dalam Khutbah Jumat? Berikut Penjelasannya
Sumber Gambar: Antara

Laduni.ID, Ngawi – Ternyata membaca syahadat dalam khutbah Jum'at tidak disyaratkan oleh para imam dari empat Mazhab. Berikut saya kutipkan ringkasan dari Mausuah Fiqhiyah pada Bab "Khutbah Al-Jumah".

Mazhab Hanafi

ﻓﺬﻫﺐ ﺃﺑﻮ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﺭﻛﻦ اﻟخطبة ﺗﺤﻤﻴﺪﺓ ﺃﻭ ﺗﻬﻠﻴﻠﺔ ﺃﻭ ﺗﺴﺒﻴﺤﺔ

Abu Hanifah berpendapat bahwa kewajiban dalam khutbah adalah membaca Tahmid, Tahlil atau Tasbih.

Mazhab Maliki

ﺃﻣﺎ اﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﻓﻴﺮﻭﻥ ﺃﻥ ركنها ﻫﻮ ﺃﻗﻞ ﻣﺎ ﻳﺴﻤﻰ ﺧﻄﺒﺔ ﻋﻨﺪ اﻟﻌﺮﺏ ﻭﻟﻮ ﺳﺠﻌﺘﻴﻦ، ﻧﺤﻮ: اﺗﻘﻮا اﻟﻠﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﺃﻣﺮ، ﻭاﻧﺘﻬﻮا ﻋﻤﺎ ﻋﻨﻪ ﻧﻬﻰ ﻭﺯﺟﺮ.

Ulama Malikiyah berpendapat bahwa kewajiban dalam khutbah adalah terpenuhinya kriteria khutbah menurut orang Arab meskipun terdiri dari dua sajak. Seperti, "Bertakwalah kepada Allah sesuai yang Dia perintah dan jauhilah hal-hal yang Dia cegah."

Mazhab Syafi'i

1. Memuji Allah

2. Membaca salawat

3. Wasiat Takwa

(Ketiganya harus disampaikan dalam dua Khutbah)

4. Membaca ayat Al-Qur'an yang dapat dipahami

5. Berdoa untuk orang beriman

Mazhab Hambali

ا - ﺣﻤﺪ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺑﻠﻔﻆ اﻟﺤﻤﺪ.

ﺑ - اﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﺼﻴﻐﺔ اﻟﺼﻼﺓ.

ﺣ - اﻟﻤﻮﻋﻈﺔ، ﻭﻫﻲ اﻟﻘﺼﺪ ﻣﻦ الخطبة، ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ اﻹﺧﻼﻝ ﺑﻬﺎ.

ﺩ - ﻗﺮاءﺓ ﺁﻳﺔ ﻛﺎﻣﻠﺔ

1. Memuji Allah dengan teks Al-Hamd

2. Shalawat dengan bentuk Shalawat

3. Mauidzah, bertujuan menyampaikan khutbah

4. Membaca ayat Al-Qur'an secara sempurna

Lalu siapa yang mengharuskan membaca Syahadat dalam khutbah? Ternyata Syekh Ibnu Taimiyah:

(ﻭاﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻟﻪ) ﻣﺤﻤﺪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ -؛ ﻷﻥ ﻛﻞ ﻋﺒﺎﺩﺓ اﻓﺘﻘﺮﺕ ﺇﻟﻰ ﺫﻛﺮ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ اﻓﺘﻘﺮﺕ ﺇﻟﻰ ﺫﻛﺮ ﺭﺳﻮﻟﻪ، ﻛﺎﻷﺫاﻥ، ﻭﻳﺘﻌﻴﻦ ﻟﻔﻆ اﻟﺼﻼﺓ، ﺃﻭ ﻳﺸﻬﺪ ﺃﻧﻪ ﻋﺒﺪﻩ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ، ﻭﺃﻭﺟﺒﻪ اﻟﺸﻴﺦ ﺗﻘﻲ اﻟﺪﻳﻦ ﻟﺪﻻﻟﺘﻪ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻷﻧﻪ ﺇﻳﻤﺎﻥ ﺑﻪ، ﻭاﻟﺼﻼﺓ ﺩﻋﺎء ﻟﻪ، ﻭﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﺗﻔﺎﻭﺕ

Kewajiban khutbah Jumat adalah shalawat kepada Rasulullah SAW. Sebab setiap ibadah yang menyebut nama Allah maka perlu menyebut nama Nabi Muhammad SAW, seperti Azan. Dan harus berupa redaksi shalawat atau kesaksian bahwa Nabi Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-nya. Hal ini diwajibkan oleh Syekh Taqiyuddin (Ibnu Taimiyah), karena syahadat menunjukkan bahwa Nabi adalah hamba Allah dan beriman kepadanya. Sedangkan shalawat adalah doa, dan diantara keduanya terdapat perbedaan. (Syekh Ibnu Muflih, Al-Mubdi' 2/160)

Sementara dalil yang disampaikan adalah:

ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ، ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻗﺎﻝ: «ﻛﻞ ﺧﻄﺒﺔ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻬﺎ ﺗﺸﻬﺪ، ﻓﻬﻲ ﻛﺎﻟﻴﺪ اﻟﺠﺬﻣﺎء»

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda:

"Tiap khutbah yang tidak ada Syahadatnya maka seperti tangan yang terkena kusta/kurang berkah." (HR Abu Dawud)

Bagi ulama lain hadis tersebut sebatas keutamaan, bukan sebagai kewajiban dalam khutbah. Pada intinya, jika ada khutbah Jumat yang tidak membacakan Syahadat tetap sah dan tidak harus mengganti dengan Salat Zuhur.

Oleh: Ustaz Ma'ruf Khozin


Editor: Daniel Simatupang